TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah seorang kerabat penumpang AirAsia QZ8501 mengaku pernah mendapat telepon dari penumpang tersebut. Namun ketika ditelepon balik, nomor yang menghubungi tersebut tidak aktif.
Hal itu diungkap Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Timur Kombes Budiyono di crisis center AirAsia QZ8501 di Surabaya, Sabtu (10/1/2015).
"Salah satu keluarga korban mengaku ditelfon oleh sanak keluarganya yang jadi penumpang pesawat," ujar Budiyono, Sabtu (10/1/2014).
Saat berdering, ujar Budiyono, keluarganya itu tidak sempat mengangkatnya sehingga status panggilan tersebut 'missed call'. Namun, saat ditelepon balik oleh keluarga, tidak terdengar nada sambungnya.
Tanpa menyebut nama keluarga korban itu, Budiyono mengatakan bahwa keluarga itu sempat mengadukan kejadian itu ke bagian Disaster Victim Identification (DVI). Tim DVI pun menindaklanjutinya dengan menyerahkan ponsel itu ke provider terkait.
"Kami sampai minta bantuan Densus 88 dan Kemenkominfo. Tapi setelah diklarifikasi, itu tidak terekam panggilannya," ujar Budiyono.
Keterangan dari hasil penelusuran tersebut, hanya menghasilkan informasi bahwa nomor tersebut sudah tak aktif sejak pesawat tujuan Singapura itu lepas landas dari Bandar Udara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
Pencarian korban serta puing pesawat AirAsia QZ8501 sendiri, telah memasuki hari ke-14. Sejauh ini sudah ada 29 jasad yang telah teridentifikasi dan diserahkan ke keluarga.