TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Vera Chandra Kho (19) sempat membuat anting kembar sebelum terbang ke Singapura naik pesawat AirAsia QZ8501, 28 Desember 2014 lalu.
Sepasang anting dikenakan di telinganya, sementara sepasang lainnya diberikan kepada adiknya.
Anting inilah yang memudahkan tim Disaster Victim Identification (DVI) mengidentifikasi jenazah korban.
Jenazah yang datang ke RS Bhayangkara dengan label B037 ini masih mengenakan anting tersebut.
“Adik korban juga memberikan informasi ini,” kata Ketua DVI Jatim, Kombes Pol Budiyono, Minggu (11/1/2015).
Vera diketahui masih ber-KTP Tarakan Tengah, Kalimantan Utara (Kaltara).
Selain dari anting, tim DVI juga menggunakan data primer, yaitu struktur gigi. Awalnya tim DVI hanya mendapat data gigi korban dari keluarga.
Tapi tim DVI belum bisa mengidentifikasi korban, karena data giginya belum lengkap.
Tim DVI langsung menghubungi dokter gigi yang merawat korban.
Konfirmasi dari dokter gigi inilah yang membuat yakin korban adalah Vera.
“Fungsinya sama dengan sidik jari. Data dari dokter gigi ini ada persamaan dengan data post mortem,” tambahnya.(m zainuddin)