TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Tragedi AirAsia QZ8501 ternyata dimanfaatkan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab, untuk mengeruk keuntungan dari harga peninggalan para korban.
Seperti yang terjadi di Malang. Seorang yang mengaku sebagai salah satu keluarga korban pesawat AirAsia tujuan Surabaya-Singapura tersebut, mendatangi salah satu bank.
Kepada petugas di bank swasta tersebut, dia minta agar deposito dan simpanan uang atas nama salah satu korban AirAsia senilai Rp 4,2 miliar dicairkan.
"Orang yang minta pencairan dana tersebut mengaku sebagai kakak korban," ujar Gubernur Jatim Soekarwo, Senin (12/1/2015).
Cerita tersebut didapat Pakde Karwo ketika dirinya bertemu dengan perwakilan otoritas jasa keuangan (OJK), pihak kepolisian, asosiasi asuransi, pengadilan tinggi, perbankan, dan kalangan perguruan tinggi, di Gedung Negara Grahadi.
Menurut Pakde, mesti mengaku sebagai kakak korban, pihak bank tidak langsung percaya.
Apalagi, orang yang mengaku ahli waris korban AirAsia di Malang tersebut juga tidak membawa surat-surat resmi dan legal.
"Kalau misalnya yang di Malang itu jebol, pasti akan ditiru oleh orang-orang di daerah lain, misalnya Surabaya. Sehingga bisa jebol semua," tegas orang nomor satu di Jatim ini.
Sayang, Pakde keukeuh tidak mau mengungkap secara rinci, siapa orang yang akan mencairnya uang Rp 4,2 miliar tersebut dan siapa nama korban yang uang simpanan di bank yang akan dicairkan. (Mujib Anwar)