TRIBUNNEWS.COM. MALANG - Proses kremasi atau pengabuan jenazah Susandhini di Sentong Lawang diiringi suasana sedih dari keluarga dan kerabat. Salah satu korban kecelakaan pesawat AirAsia itu diperabukan lebih cepat dari rencana semula menunggu jenazah anggota keluarganya yang lain yang juga menjadi korban musibah AirAsia, Selasa (13/1/2015).
Dalam proses perabuan, pihak keluarga turut menyertakan gaun dan sepatu Susan untuk diperabukan. Terlihat petugas crematorium Sentong menempatkan gaun dan sepatu di meja pembakaran jenazah.
Sebelum meletakkan gaun dan sepatu, petugas meminta ijin dan memastikan barang yang akan turut diperabukan itu pada pihak keluarga. Setelah disetujui, gaun dan sepatu baru diletakkan di meja pembakaran.
Ada dua gaun berwarna meerah yang diletakkan di meja pembakaran. Sementara sepatu yang turut diperabukan merupakan sepatu hak tinggi berwarna hitam. Ketiga benda itu lalu ditindih peti jenazah Susan yang selanjutnya secara hidrolis dimasukkan dalam ruang pembakaran.
“Baju-bajunya masih baru. Nampaknya baru dibelikan oleh ibunya,” ujar Muji, salah seorang petugas krematorium yang turut menata gaun dan sepatu sebelum proses perabuan, Selasa (13/1/2015).
Susandhini merupakan warga Pondok Blimbing Indah Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Dia berada di pesawat tersebut bersama suaminya, Eko Widjaja dan tiga anakanya, Marilyn Widjaja, Alferd Widjaja, serta Wiliam Widjaja. Hingga proses perabuan jenazah suami dan anak-anak Susan belum ditemukan atau diidentifikasi .