TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Aksi pendudukan dari kubu Suryadharma Ali (SDA) di kantor DPW PPP Jawa Timur, Jalan Kendangsari 36, Surabaya masih menyisakan persoalan.
Meskipun kantor tersebut kembali direbut oleh Musyafa' Noer, namun diduga ada noda dalam pertemuan tersebut.
Sejumlah ulama yang dikumpulkan mendengarkan tausiyah SDA yang kini menjadi tersangka korupsi haji di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Aktivis antikorupsi Jawa Timur, M. Asy'ari ST menyayangkan sikap sebagian ulama yang masih menjadi makmum SDA.
"Kalau di kampung, maling ayam saja sudah terhina. Ini tersangka korupsi uang jamaah haji miliaran rupiah, masih dijadikan imam. Semangat antikorupsi ulama PPP patut dipertanyakan," kata M. Asyari kepada wartawan, Jumat (30/1/2015).
Sebagaimana diketahui, usai menduduki kantor DPW PPP Jatim, SDA memberikan pidato di hadapan sejumlah ulama dan kader PPP.
Dalam pidatonya, SDA mengajak para ulama solid berada di belakangnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut, KH. Muhammad Wafi Sarang, KH Masykur Hasjim, dan sejumlah undangan lainnya.
Asy'ari mengungkapkan, seharusnya ulama PPP mengedepankan aspek etika-moral dalam berpolitik. Artinya, seseorang yang sudah menjadi tersangka korupsi tidak perlu diikuti.
"Saya kira sebagai orang yang paham tentang Islam, para ulama PPP itu tak berkompromi dengan koruptor," bebernya.