TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keinginan Rochman, kembar siam asal Mojowarno, Jombang yang telah dipisahkan tim dokter RSUD dr Soetomo pada 2011, memiliki alat kelamin bakal terwujud.
Saat ini tim dokter RSUD dr Soetomo tengah membuat sketsa alat kelamin (penis) yang cocok untuk anak pasangan Anis Mulyo-Supinah itu.
“Itu sudah dipikirkan semua. Tinggal menunggu waktu yang tepat,”terang dr Agus Harianto SpAk (k), Ketua Tim dokter kembar siam RSUD dr Soetomo saat ditemui usai memeriksa kondisi Rochman di ruang rawat inap anak Nakula-Sadewa, Jumat (6/2/2015).
Menurut dr Agus, saat ini belum tepat bagi Rochman untuk memiliki alat kelamin karena khawatir akan direkonstruksi ulang ketika sudah menginjak dewasa mengingat ukurannya tidak sesuai lagi. Sementara untuk membuat alat kelamin yang besar secara estetika belum tepat.
”Ini nanti tergantung keluarga, anaknya dan pertimbangan tim. Kalau memang sudah siap akan dilakukan,” katanya.
Penis buatan ini nantinya akan berfungsi sebagai saluran kencing, tetapi tidak bisa dipakai untuk alat reproduksi. Meski demikian, Rochman tetap bisa memiliki keturunan karena memiliki testis. Dia bisa mengikuti inseminasi atau bayi tabung.
Diakui dr Agus, masalah alat kelamin ini sempat menjadi perdebatan menjelang proses pemisahan pada 2011. Beberapa ahli menginginkan agar kedua alat kelamin yang hanya ada satu ini dibagi kedua. Tetapi keluarga maupun tim dokter tidak sepakat karena resikonya besar.
Ada juga pendapat dari orang Amerika yang menyarankan agar Rochman dijadikan perempuan. ”Saya tidak setuju, wong dia sex cromosom nya laki-laki kok. Dia punya testis, masak di kastraksi. Nanti dia malah setres,” terangnya.
Disadari dr Agus, masalah kelamin ini pasti akan diprotes Rochman ketika menginjak dewasa. Untuk itu, sejak dini pihaknya sudah menyiapkan psikiater untuk menguatkan kondisi kejiwaannya.
Orang tua juga sudah dibekali foto-foto kondisi sebelum dipisahkan sehingga membuatnya sadar dan memahami keadaannya. Mengenai alat kelamin ini, Rochman sering protes ke adiknya karena dia tidak memiliki alat kemaluan (penis).
”Dia (Rochman) bilang, adikku (Rochim) nakal. Manukku dipek adik,” cerita Anis menirukan protes Rochman.
Selain akan diberi penis buatan, Rochman akan menjalani kateterisasi intermiten kuras (clean intermittent catheterization/CIC), yakni kateterisasi reguler berupa penyisipan sebuah tabung kecil ke dalam uretra untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
Denagn CIS ini, memudahkan dia untuk buang air kecil, tinggal ditusuk langsung bisa keluar. Pembuatan CIS baru dilakukan jika dia sudah mandiri, artinya tidak lagi bergantung pada orangtuanya.
”Pasca operasi ini, kondisi Rochman terus kami monitoring tiga hingga lima hari ke depan. Kencingnya bagaimana. Nyeri di perut ada atau tidak. Kalau tidakada apa-apa berarti sukses dan akan kami diskusikan untuk tahap-tahap berikutnya,” katanya.
Sementara itu, jika Rochman hanya akan memiliki penis buatan, kembarannya, Rochim kemungkinan besar tidak bisa menggunakan anusnya.
Hal ini disebabkan karena kondisi otot-otot di sekitar anus milik bocah berusia 5 tahun 4 ini tidak kuat menahan anusnya. Hal ini terjadi karena ketika lahir, Anus Rochman dan Rochim bermuara dalam satu lubang. Dan ternyata otot-otot penguat anus Rochman lebih banyak dibandingkan Rochim.
Karena itu, Rochim direncanakan akan menjalani operasi reknstruksi anus Selasa (10/2/2015). Dr Agus memperkirakan Rochim akan menggunakan kolostomi permanen. Hal itu tidak perlu dikhawatirakn karena banyak kasus kembar siam yang mengalami hal itu dan bisa hidup normal hingga dewasa.
”Kami punya kasus wanita 25 tahun di Surabaya memakai permanen kolostomi karena kembar dempet pinggul. Untuk Rochim memang baru lai-laki pertama di Indolnesia yang kemungkinan mengalami permanen kolostomi,” sebutnya.
Sementara untuk anus milik Rochman diperkirakan akan bisa berfungsi normal. Tetapi sebelum memfungsikan pihaknya harus memastikan kondisinya siap pakai. Jangan sampai ketika dipakai akan rusak dan memakai kolostomi lagi.
”Makanya kemarin kami lakukan businasi untuk mengetes saluran masih terbuka atau tidak,” tukasnya.