TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Keluarga Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah memulai perjalanan panjang ke Jawa Tengah untuk menghabiskan hari-hari terakhir bersama dengan dua pemuda Australia itu.
Orang tua Sukumaran, Sam dan Raji bersama dua saudaranya Chinthu dan Brintha, demikian juga ibu Chan, Helen dan saudaranya Michael, semua terbang pagi ini dari Bali ke Yogyakarta.
Mereka didampingi Konsulat Australia di Bali, Majel Hind serta staf konsulat dan teman-teman serta keluarga Chan.
Mereka melakukan perjalanan yang sulit dari Yogjakarta ke Cilacap, kota pelabuhan di pantai selatan Jawa yang paling dekat dengan Pulau Nusakambangan, tempat Chan dan Sukumaran kemarin dipindahkan.
Mereka berharap dapat menghabiskan waktu dengan Chan dan Sukumaran, namun akses untuk bertemu saat ini akan jauh lebih terbatas daripada selama sebulan terakhir di Lapas Kerobokan. Di sana mereka bisa mengunjungi setiap hari, sering sepanjang hari.
Tapi tidak diketahui apakah keluarga dan pendukung terpidana mati ini akan diizinkan ke pulau itu ketika mereka sampai di sana.
Beberapa waktu yang lalu di pelabuhan di Cilacap, dekat dengan Pulau Penjara Nusakambangan, seorang pendeta dari Gereja lokal di sana yang ingin mengadakan layanan untuk terpidana mati Kristen ditolak masuk.
Dia diberitahu, para tahanan sudah dalam isolasi.
"Saya ingin memberikan pelayanan rohani bagi umat Kristen," kata Pendeta Samuel Sudiharjo, yang telah menasihati tahanan terpidana mati sebelumnya.
"Itu tidak diizinkan. Mereka sudah dalam kondisi steril dalam isolasi. Saya tidak bisa memberikan layanan," kata pendeta Samuel. (www.news.com.au)