TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA -- Disaat musim paceklik, bahan batu mulia yang ada di perut bumi di wilayah Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi penyelamat ekonomi rakyat.
Petani kopi dan karet di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu ternyata sejak dua tahun terakhir beralih ke batu permata. Akibatnya karet sebagai tanaman primadona sudah dibiarkan.
Hal itu dikatakan Kepala Desa Simpang Empat Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu Sarwanto (47).
Kepala desa yang segera akan mengakhiri jabatannya ini mengatakan sebelum booming batu ini rakyat setempat menekuni usaha pertanian dan kopi serta karet.
Namun kini tanaman karet sudah ditinggalkan petani dan memilih menggali batu karena hasilnya lebih menjanjikan, apalagi sejak harga karet jatuh ini.
Petani semakin malas menyadap karet karena harga karet hanya Rp 4.000/kg dan baru bisa dijual dua mingguan, sedangkan apabila menambang batu hasilnya sangat menjanjikan.
Disebutkan, dari aktivitas menambang batu permata bisa menghasilkan uang ratusan ribu rupiah per hari.
Bahkan kalau beruntung bisa mengangkat batu berkualitas seperti spritus dan lavender sehingga penambang bisa mengantongi puluhan juta rupiah.
Sementara walau harga kopi masih tergolong mahal sekitar Rp 15.000 per kilogram hingga Rp 18.000 per kilogram, namun musim kopi hanya setahun sekali.
Menurut Sarwani, rakyat setempat mengalami kesulitan ekonomi, karena harga produksi pertanian jatuh sedangkan harga-harga kebutuhan pokok sehari-hari melambung.
Sangat bisa dimaklumi apabila kemudian petani beralih profesi menjadi penambang batu mulia.
Sumber daya alam berupa batu mulia yang tersimpan di dalam perut bumi kini menjadi mata pencarian primadona rakyat setempat.
Menurut Kepala desa setempat, sejak musim menambang batu ini situasi kamtibmas diwilayah Desa Simpang Empat dan sekitarnya relatif aman.
“Kamu lihatlah sendiri, jarang terdengar tindak kejahatan disini,” kata Sarwanto seraya menabahkan selaku tokoh masyarakat pihaknya ikut senang.
Pantauan di lokasi tambang bahan batu mulia di Talang Air Karet Desa Simpang Empat Kecamatan Lengkiti, sejak pagi terlihat terlihat puluhan penambang pergi ke lokasi tambang untuk menambang.
Untuk menuju lokasi tambang yang berada di dalam hutan penambang mengendarai sepeda motor jenis tril dengan menempuh jalan berlumpur mendaki dan menurun.
Medan yang berat nampaknya tidak menjadi halangan bagi warga karena bayangan pundi-pundi uang sudah berada di depan mata.