TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Petrani di Ngawi kini hanya bisa menelan ludah.
Ternyata tidak hanya petani di Kabupaten Ponorogo yang kecewa, petani di Kabupaten Ngawi, wilayah yang pertama kali di Jawa Timur dikunjungan presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (30/1-2015) lalu, sambil membawa 1187 unit hand tracktor dan pompa air, yang konon akan dibagikan kepada perwakilan gabungan kelompok tani (Gapoktan) setempat dan Kabupaten Magetan, sampai Kamis (19/3) belum diberikan.
"Faktanya sampai sekarang, hand tracktor belum diberikan Mas,"kata Sugianto, Ketua Gapoktan Dewi Sri, Dusun Alas Pecah, Desa/Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, yang jarak desanya dari lokasi acara temu wicara presiden Jokowi, Jumat (30/1-2015), hanya sekitar 100 meter ini kepada Surya, Kamis (19/3/2015).
Malah Sugianto ganti bertanya bagaimana sebenarnya bantuan hand tracktor dan pompa air itu, apa ada syarat khusus untuk bisa menerima bantuan itu.
"Kalau boleh tanya, sebetulnya gimana sifatnya bantuan itu ? Karena faktanya Gapoktan kami belum diberi Mas,"katanya lagi.
Sugianto menolak adanya kabar sebelumnya, Gapoktan yang menerima bantuan hand tracktor atau pompa air dimintai biaya administrasi atau biaya transpor mengusung barang bantuan itu dari gudang distributor ke desa penerima.
"Kalau di kelompok kami tdk ada arahan untuk itu Mas (maksudnya biaya transpor bantuan hand tracktor atau pompa air), kalau boleh tanya sebetulnya gimana to sifatnya bantuan itu ?. Soalnya tidak ada itu,"pungkas Sugianto.
Demikian juga dikatakan Sutarman petani merangkap perangkat Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan yang saat kunjungan presiden Jokowi, Jumat (30/1-2015) lalu juga dijanjikan menerima bantuan hand tracktor dan pompa air itu.
"Tidak dapat apa apa. Malah hand tracktor dari PDIP dongkrok di rumah Mas Hendik, pengurus partai itu,"kata Sutarman Kosek, demikian perangkat ini biasa dipanggil yang dikonfirmasi Surya lewat pesan singkat, Kamis (19/3).
Hand tracktor bantuan PDIP itu, lanjut Sutarman sudah rusak sejak tiga tahun lalu, tidak jelas hand tracktor itu sudah pernah diserahkan apa sudah rusak sebelum diserahkan.
"Mesin bajak sawah sudah disimpan dirumah pengurus partai itu sejak kira kira tiga tahun lalu, dongkrok,"kata Sutarman sambil mengatakan dari Jokowi (maksudnya saat Jokowi berkunjung ke Desa Keras Wetan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Sabtu 31/1-2015 lalu ), Desa Pelem tidak dapat apa apa.
Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Ngawi Ir Marsudi, mengatakan untuk Kabupaten Ngawi yang memiliki 34 Gapoktan itu seluruhnya sudah menerima hand tracktor.
"Hand tracktor sudah dibagi di Poktan Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) masing masing, total seluruhnya ada 34 unit hand tracktor. Dan itu diberikan seusai acara kunjungan Presiden,Jumat (30/1-2015) kemarin,"kata Marsudi yang dikonfirmasi Surya lewat pesan singkat, Kamis (19/3).
Sedang hand tracktor dan pompa air yang total jumlah selurunya mencapai 1187 unit yang di pamerkan kepada khalayak saat temu wicara Presiden Jokowi dengan petani di Desa Keras Wetan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi lalu ternyata diperuntukkan petani, di kabupaten dan kota se-Jatim.
"Dikurangi 34 unit hand tracktor, sisa 1.153 unit hand tracktor dan pompa air diperuntukan daerah lain se-Jatim, yang alokasinya diatur oleh Kementan dan Diperta Provinsi Jatim. Kami tahunya hanya yang untuk petani di Kabupaten Ngawi saja,"tandas Marsudi.
Penulis: Doni Prasetyo
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA