TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Ini kejadian aneh tapi sungguh nyata. Warga Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, geger, Kamis (19/3/2015) pagi.
Pasalnya, ada pengiriman tujuh peti mati, delapan kijing (batu nisan), beras 1 kuintal, gula 10 Kg dan air mineral dua dus. Barang-barang itu lazimnya juga digunakan untuk keperluan orang berduka.
"Semua dikirim memakai kendaraan truk. Cuma saya tidak ingat nomor mobilnya," jelas Darsono, Kades Tambakrejo ketika dihubungi SURYA, Kamis (19/3/2015) malam.
Ia tak habis pikir, sopir truk yang mengirim barang aneh itu mencari nama Suprianto, warga Dusun Sendangbiru. Suprianto sehari-hari berprofesi sebagai nelayan.
Menurut dia, awalnya truk itu datang sekitar pukul 07.30 WIB di rumahnya. Karena mencari Suprianto, ia memanggil warganya. Mengetahui ada kiriman aneh itu, Suprianto malah pingsan.
"Ya, siapa yang nggak kaget dapat kiriman banyak peti mati," jelas Darsono. Tak hanya si penerima, warga juga jadi heboh dengan adanya pengiriman itu.
Yang diingat kades, sopir truk mengaku dari Ponorogo. Ada dua orang lain dalam truk itu. Sopir pun ketakutan setelah orang yang dia cari malah pingsan.
Sopir truk dan awaknya pun buru-buru meninggalkan desa itu sekitar pukul 09.00 WIB.
Informasi yang diperoleh kades dari sopir, mereka hanya melaksanakan perintah pemesan. Yaitu membelikan barang-barang tersebut.
Sedangkan uangnya kemudian ditranfer. Karena itu, kemudian mereka mengirim ke Sendangbiru sesuai permintaan pemesan. Sayangnya, tidak diketahui detil asal truk/perusahaan pengirimnya.
Karena Suprianto tidak mau menerimanya, peti-peti mati, nisan, beras, gula dan air mineral itu pun dibawa ke kantor desa setempat.
Menurut Darsono, peti mati itu relatif mahal. Ia memperkirakan, harganya Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta.
"Memang peti matinya belum dipelitur. Tapi barangnya bagus. Ada ukiran bunga dan sulur-sulur gitu di pojok peti," tambah Eriyo, Kepala Dusun Sendangbiru.
Peti mati itu diperkirakan dibuat dari kayu kamper Kalimantan sepanjang dua meter lebar 60 centimeter. Yang bikin kaget lagi, batu nisannya sudah ada nama-nama keluarga Suprianto.
Lalu, siapa sesungguhnya pengirim barang-barang aneh itu? Makhluk halus ataukah memang manusia?