News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Keganasan 'Monster Sangatta' Pemakan Manusia

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MONSTER SANGGATA - Dalam rangka pameran Sei Makaham di Bentara Budaya Jakarta, 7-16 November 2014, awetan buaya Monster Sangatta itu dibawa ke Jakarta. Usaha ini dilakukan atas kerja sama BBJ dengan Yayasan Total Indonesia dan para pemangku kepentingan di Kalimantan Timur. Tampak seorang ibu sedang mengganti sajen untuk sepang awetan buaya Monster Sanggatta yang dipamerkan, Jumat (7/11/2014) yang bertempat di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

Lalu penduduk memburu dan membunuh kedua buaya ini untuk mengeluarkan potongan tubuh korban yang tertinggal di dalam perutnya.

Buaya pertama yang memangsa Ny Hairani (35) ditangkap pada 8 Maret 1996 di sungai Kenyamukan, Kecamatan Sangatta (kini masuk wilayah Kabupaten Kutai Timur).

Buaya ini berkelamin jantan berusia sekitar 70 tahun, panjang sekitar 6,6 meter, berat 350 kg dan lingkar perut 1,8 meter.

Informasi yang diperoleh Tribun dari beberapa warga Kenyamukan, saat kejadian, korban sedang mencuci beras dan peralatan dapur di tepi sungai.

Tak lama kemudian, buaya mengibasnya. Setelah terjatuh ke sungai, korban langsung diseret.

"Buaya berhasil ditemukan setelah warga menggunakan bom ikan di tempat yang diduga menjadi lokasi keberadaan buaya. Setelah itu buaya langsung ditembak. Setelah perutnya dibelah oleh salah satu dokter Puskesmas Sangatta Selatan, ditemukanlah jasad korban di dalamnya," kata warga, Nazaruddin Hafid.

Sementara buaya kedua yang memangsa seorang pria bernama Baddu (40) di Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak (Kabupaten Kukar) ditangkap pada tanggal 10 April 1996.

Buaya berkelamin betina ini memiliki panjang 5,5 meter, berat 200 kg dengan lingkar perut sekitar 1 meter.

Setelah itu, kedua buaya yang dijuluki "monster dari Sangatta" tersebut diawetkan dan dipajang di Museum Kayu Tuah Himba, Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara.

Selain kedua buaya tersebut, masih ada jasad seekor buaya besar yang diawetkan warga.

Saat ini jasad buaya masih berada di sekitar Mapolsek Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur.

Buaya tersebut memangsa Sahar, warga Desa Takat, Kecamatan Sandaran, tanggal 15 Maret 2010 lalu.

Kepada Tribun, Paman Sahar, Aminuddin, dan Bahtiar, teman Sahar, yang menjadi saksi tragedi itu menceritakan tali pengikat kapal Sahar tersangkut, sehingga kapalnya miring lalu tenggelam.

Bahtiar langsung menyelam ke sungai untuk melepas tali. Sedangkan Sahar menyusul terjun.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini