TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK) mengatakan keberadaan masjid haruslah bisa memakmurkan umat.
Caranya, dengan memaksimalkan fungsi masjid tidak hanya sekedar sebagai tempat ibadah, melainkan juga fungsi-fungsi untuk mensejahterakan umat.
"Setiap sepuluh orang kaya, sebagian kecilnya itu orang kita, sisanya saudara kita yang lain. Tapi setiap sepuluh orang miskin di Indonesia, sebagian besarnya adalah muslim," ujarnya usai mengukuhkan pengurus DMI provinsi Jambi, di rumah dinas Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus, kota Jambi, Sabtu (28/3/2015).
JK mengingatkan Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar, sayangnya umat Islam bukan mayoritas di penguasa simpul ekonomi.
Dalam kesempatan itu JK juga menjelaskan salah satu cara untuk mendongkrak kesejahterahan umat adalah dengan memberikan khotbah yang materinya bisa membuat masyarakat lebih maju lagi.
"Bukan hanya sifat aqidah dan ibadah, tapi juga harus bersifat muamalah, sosial dan kemajuan ekonomi, bagaimana pertanian maju, bagaimana kebersihan di sekitar kita," katanya.
Kata dia pemaksimalan fungsi masjid menjadi lebih dari sekedar tempat ibadah sudah dilakukan sejak zaman nabi Muhammad SAW.
Saat itu masjid selain dijadikan tempat ibadah, juga sebagai lokasi pertemuan dan bertukar pikiran.
Jumlah masjid di Indonesia mencapai sekitar 250 ribu, sedangkan musala jumlahnya mencapai sekitar 500 ribu. Dibandingkan dengan jumlah populasi, kata dia setidaknya ada satu tempat ibadah untuk setiap 300 orang Warga Negara Indonesia (WNI).
Oleh karena itu masjid merupakan sarana strategis untuk menggerakkan masyarakat, termasuk mendongkrak kemakmuran.