TRIBUNNEWS.COM.MUARA TEWEH - Air pedalaman Sungai Barito di Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya, Kalimantan Tengah, surut dalam sepekan terakhir mengakibatkan sejumlah kapal dan tongkang bertonase besar terperangkap dan tidak bisa berlayar.
"Saat ini angkutan kapal dan tongkang bermuatan batu bara bertonase besar tidak bisa berlayar karena air sungai surut," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lalulintas Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Dinas Perhubungan Barito Utara Nurdin di Muara Teweh, Senin.
Sejumlah kapal tarik atau tunda (tug boat) dan tongkang yang sebelumnya berlayar ke hulu maupun hilir saat air Sungai Barito naik, kini terpaksa bersandar di beberapa tempat.
Ketinggian air Sungai Barito pada skala tinggi air (STA) Muara Teweh, Senin, di angka 5.30 meter yang menunjukkan angka tidak aman bagi pelayaran kapal bertonase besar.
"Saat ini tongkang bermuatan dan kosong ada yang bersandar di kawasan hutan pinggiran Sungai Barito," katanya.
Kapal dan tongkang kosong yang terperangkap itu, mencapai puluhan unit dan sebagian besar milik perusahaan tambang PT Marunda Graha Mineral yang arealnya di wilayah Kabupaten Murung Raya dan sejumlah perusahaan di wilayah Kabupaten Barito Utara.
Sejumlah tongkang bermuatan puluhan ribu ton batu bara dan kosong bersandar di kawasan Bukau, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barut atau di hulu dan di hilir jembatan K.H. Hasan Basri Muara Teweh.