TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Para kepala negara peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 akan disambut pasukan adat di sepanjang Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4/2015).
Mereka akan menari dan memainkan aneka musik. Ada juga pasukan drumband.
Presiden Joko Widodo meminta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk menampilkan kekayaan budaya Indonesia saat menyambut kedatangan para kepala negara peserta konferensi.
"Para kepala negara dan delegasi akan disambut oleh pasukan adat. Nanti ada mojang yang menari-nari juga. Pas begitu datang (ke Jalan Asia Afrika), pasukan adat akan bergerak sama-sama," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Bandung, Jawa Barat, Kamis, (23/4/2015).
Bandung merupakan tempat bersejarah KAA. KAA pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Oleh karena itu, puncak acara sekaligus penutupan konferensi akan berlangsung di kota ini.
"Intinya, Pak Presiden ini ingin menunjukan kekayaan budaya Jawa Barat. Oleh karena itu, kita akan tampilkan semua jenis tarian. Kita keluarkan semua jenis kostum kesundaan," kata Ridwan Kamil.
Iring-iringan pasukan adat akan memanjang sejak mulut Jalan Asia Afrika hingga Hotel Savoy Homan. Kepala negara dan delegasi yang datang lebih dulu akan menunggu peserta lainnya di hotel ini sebelum bersama-sama bertolak ke Gedung Merdeka.
Sejumlah rangkaian acara puncak KAA antara lain pidato Presiden Joko Widodo, penandatanganan Bandung Message, pembacaan Dasasila Bandung, dan penandatangan Bola Dunia.
10.000 anak SD
Ridwan juga mengatakan, penyambutan para kepala negara sudah dimulai sejak mereka mendarat di Bandara Husein Sastranegara pada Jumat pagi. Di jalan keluar bandara hingga menjelang Jalan Asia Afrika akan ada sekitar 10.000 anak SD yang berdiri di pinggir jalan. Mereka akan mengibarkan bendera merah putih sambil menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, seperti "Indonesia Raya" dan "Halo-halo Bandung".
Dari Bandara Husein Sastranegara iring-iringan peserta konferensi akan melalui rute Jalan Padjajaran - Jalan Cihampelas - Jalan Wastukencana - Jalan RE Martadinata - Jalan Merdeka - Jalan Lembong - Jalan Tamblong hingga kemudian masuk ke Jalan Asia Afrika.
Penulis: Kontributor Bandung, Rio Kuswandi