TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia mengindentifikasi terdapat tiga warga Bali yang menetap di Nepal.
Dari ketiganya, hingga Minggu (26/4/2015) kemarin, nasib seorang krama Bali bernama Ni Komang Widiasih belum diketahui setelah gempa dahsyat berkekuatan 7,9 SR mengguncang negara itu, Sabtu (25/4/2015).
Gempa yang dirasakan hingga ke negara tetangga India, Pakistan, dan Bangladesh itu telah menewaskan 2.300 orang.
Gempa juga memicu longsor mematikan di Gunung Everest.
Berdasarkan keterangan Kemenlu, sekitar 34 Warga Negara Indonesia (WNI) berada di Nepal.
WNI tersebut terdiri dari mereka yang memang menetap di Nepal sebanyak 18 orang dan yang sedang melakukan kunjungan sebanyak 16 orang, termasuk adalah WNI yang sedang melakukan pendakian Gunung Everest.
"Kita tidak memiliki KBRI di Nepal sehingga upaya penanganan ditangani oleh KBRI di Dhaka, Bangladesh, melalui Konsul Kehormatan Indonesia di Kathmandu," ujar Lalu Muhamad Iqbal, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri.
Sejauh ini 16 WNI sudah diketahui dalam kondisi selamat. Sementara sisanya masih terus dicari oleh Konsul Kehormatan Indonesia di Kathmandu.
Dua warga Bali yang diidentifikasi menetap di Nepal dan dinyatakan selamat adalah Wayan Kushle dam Ni Putu Purniawati.
Wayan oleh Kemenlu diberi status baik sedang Putu disebutkan sedang berada di luar negeri.
Sementara nasib Komang Widiasih belum diketahui secara pasti. Kemenlu menulis status Komang sedang diklarifikasi.
Adapun warga Bali yang dalam rangka berkunjung ke Nepal bernama Kadek Andana (26).
Kadek berangkat dari Bandung bersama istrinya Alma Parahita (32) dan seorang rekannya Jeroen Hehuwat (39) untuk mendaki di Gunung Everest.
Namun hingga kemarin ketiganya belum memberikan kabar dan nyaris hilang kontak dengan rekan-rekannya di Bandung.
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi, berharap seluruh warga Bali yang berada di Nepal bisa selamat.
"Kita mohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan pemerintah tentunya agar orang Bali di Nepal dapat dikonfirmasi keadaannya. Teman-teman yang di India agar dapat membantu ke Nepal," ujar Prof Sudiana yang pernah mengunjungi Nepal pada tahun 2006 dan 2010.
Menurutnya, Nepal merupakan salah satu negara untuk melaksanakan tirtayatra bagi umat Hindu di Bali. Ada banyak tempat suci salah satu di antaranya Bajra Yudini, yang berada di daerah Canggu.
Prof Sudiana mengatakan jarang umat Hindu memilih belajar di Nepal. Kalaupun ada mereka belajar ilmu spiritual.
Mayoritas memilih ke India, semisal Sankrit University India, New Delhi University, Gurukul Institute, dan perguruan tinggi lainnya.