TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo meminta warga kembali menghidupkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling) dan gotong royong untuk menangkal gerakan radikal di masyarakat.
Ia menganggap dua kegiatan itu paling efektif untuk meredam tumbuhnya kelompok radikal di masyarakat.
Pernyataan itu diungkapkan Gatot saat singgah di Kota Malang, Senin (18/5/2015). Gatot berencana melihat kesiapan satuan petugas Batalyon 521 di Kediri dan Batalyon 527 di Lumajang, Selasa (19/5/2015).
Rencananya, satgas Batalyon 521 dan Batalyon 527 akan dikirim ke perbatasan Kalimantan.
Menurut Gatot, Malang merupakan kota yang aman. Warga Malang hanya keras dalam berbicara, tetapi perilakunya halus.
"Buktinya, warga di sini (Malang), keluar pukul 03.00 WIB, berani dan tidak ada masalah. Itu buktinya kalau Malang itu aman," katanya.
Disinggung soal banyaknya kelompok radikal yang tumbuh di Malang, Gatot tidak berkomentar banyak. Menurutnya, masalah itu sudah ditangani polisi. Ia juga meminta TNI untuk ikut memantau munculnya gerakan-gerakan radikal di Malang maupun di wilayah lain.
"Saya sudah perintahkan Babinsa agar bekerja sama dengan Babinkamtibmas, Pemda, RW, dan RT, untuk memantau masing-masing wilayahnya dari ancaman gerakan radikal," ujarnya.
Tapi, kata Gatot, yang paling penting masyarakat harus kembali meningkatkan kegiatan siskamling dan gotong royong untuk membendung munculnya gerakan radikal di masyarakat.
Dengan kegiatan itu, masyarakat bisa saling kenal dengan warga lain dan bisa mengetahui aktivitas masing-masing warga.
"Kegiatan siskamling dan gotong royong menjadikan warga hidup rukun. Mereka bisa lebih akrab. Warga bisa segera melapor ke TNI maupun polisi," katanya. (Samsul Hadi)