TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN – Kalangan pengepul dan pedagang beras di Pasar Bunder, Sragen, langsung mengantisipasi dengan sepakat menolak masuknya produk beras asing.
Penolakan dilakukan seiring dengan santernya peredaran beras sintetis/beras plastik di pasaran.
Pedagang pun memilih hanya menjual beras lokal dari petani di Sragen dan Karanganyar, untuk membentengi masuknya produk luar.
“Terus terang adanya isu beras sintetis itu membuat omzet beras lokal jadi turun. Biasanya saya sehari bisa dua mobil atau 60 ton, sekarang hanya satu mobil. Makanya kami memang hati-hati dan pilih kulakan beras dari petani langsung atau dari Karangpandan (Karanganyar-red). Kalau dari luar kami nggak akan mau beli. Takutnya dicampur dengan beras sintetis,” ujar Ayu (28) salah satu pedagang di Pasa Bunder, saat ditemui Jumat (22/5/2015).
Tidak hanya beras yang dijual di pasar Sragen, beras yang ia kirim untuk melayani permintaan luar daerah seperti Jakarta dan Jawa Barat, juga hanya beras lokal produksi petani Sragen.
Pasalnya jika membeli dari distributor, dikhawatirkan tidak murni atau mungkin dicampur dengan beras sintetis.
“Kalau belinya di tempat penggilingan dari petani langsung kan kita bisa tahu prosesnya dari awal sampai dikemas. Kemarin temuannya kan di Jawa Barat, sehingga kami juga berhati-hati kirim ke sana,” jelasnya.
Sementara, dalam sidak yang digelar Dinas Perdagangan ke sejumlah pasar tradisional seperti di Pasar Bunder dan Pasar Nglangon, tidak menemukan beras sintetis. Kendati demikian masyarakat diminta tetap waspada.
Penulis: Wardoyo
Sumber: JogloSemar.co