Laporan Wartawan Tribun Batam, Wahib Wafa
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Sri Astuti berangsur membaik setelah lima hari terbaring tak berdaya di ranjang ICU Rumah Sakit Awal Bros, Batam, Senin (15/6/2015). Ia sudah mulai sadar dari koma.
"Dia sudah mulai menunjukkan pemulihan. Sebelumnya ia sempat tak sadarkan diri, saat ini mulai siuman," ujar Kanit Reskrim Polsek Sekupang Iptu Marzuki Zan saat ditemui dikantornya, Senin (15/6/2015).
Kamis pekan lalu, diantar kakaknya Umi Khoirah, Astuti mendekati loket informasi Pengadilan Agama Batam di Sekupang. Jam menunjukkan pukul 10.30 WIB. Belum sampai bertanya banyak hal, ia didekati Rahmat, suaminya. Ketiga langsung adu mulut.
Tiba-tiba saja, Rahmat mengeluarkan sangkur dan menghujamkannya berkali-kali ke tubuh Khoirah dan Astuti. Mereka bersimbah darah. Rahmat melakukan hal serupa, menusukkan sangkur ke tubuhnya, ususnya terurai.
"Dia tusuk semua dua orang itu berulang kali. Sudah begitu, dia mencoba bunuh diri dengan menusuk bagian perutnya," ujar seorang saksi mata di lokasi kejadian. Ia kaget melihat apa yang dilakukan Rahmat.
Seketika, lantai loket Pengadilan Agama Batam penuh darah ketiga orang itu. Semua mata tertuju kepada mereka yang langsung dilarikan ke rumah sakit. Khoirah tak tertolong. Rahmat bisa diselamatkan, begitu juga Astuti.
Bambang, sekian saksi mata ikut mengantarkan Khoirah saat masih bersimbah dari dari pengadilan. Saat menuju rumah sakit, Khoirah sudah sekarat. Ia menduga kakak Astuti itu meninggal di tengah jalan.
Sebelum menghunuskan sangkurnya, Rahmat meminta baik-baik kepada Astuti dan kakak iparnya, menunda mendaftarkan gugatan cerai. Kakak beradik ini tiba dari Malaysia sebelum kejadian, karena memang mau mendaftarkan proses perceraian di pengadilan.
Rahmat sempat meminta maaf kepada keduanya yang sedang duduk di bangku pengunjung. "Tadi saya lihat dia (pelaku) seperti minta maaf. Tapi tiba-tiba pelaku mutar ke arah belakang langsung menikam pundak salah satu korban (Khoirah)," katanya.
Puput Dwiyanti (42), keluarga korban dari Jember tak tahu masalah rumah tangga Rahmat dan Astuti. Ia hanya mendengar kabar, jika selama ini keduanya kerap bertengkar dan merasa tidak cocok satu sama lain.
Dwi tiba dari Jember untuk membawa pulang jasad Khoirah. Sementara Rahman menghembuskan nafasnya di RSBP Sekupang, Sabtu (13/6/2015), tiga hari setelah mendapat perawatan. Kasusnya kini ditutup polisi.
Dian, adik almarhum Rahman sedih ketika datang ke Polsek Sekupang untuk meminta surat keterangan pengambilan jenazah kakaknya. Ia tiba bersama rekannya, Subhan. Keluarga akan menguburkan Rahman di kampung halamannya, Malang.
"Pak, saya minta maaf kalau ada salah dan merepotkan bapak," ujar Dian kepada anggota Polsek Sekupang. Tapi barang bukti berupa sangkur dan kapak yang dibawa Rahman disimpang polisi sebagai barang bukti.
Astuti belum bisa dijenguk siapa pun. Ia dijaga ketat anggota polisi dan di bawah perawatan serius tim medis. "Dia sempat sadar, koma lagi dan sadar lagi. Moga-moga cepat sembuh. Kita doakan sama-sama," ujar Marzuki kepada Tribun.