TRIBUNNEWS.COM - Awalnya, KRT Nurseno Utomo merasa jenuh dengan bisnis perhiasan batu akik. Berbagai macam batu asal Garut dijadikan cincin, liontin, gelang, dan asesoris lainnya untuk dijual.
Nurseno sudah menjalani bisnis tersebut selama satu tahun, sejak demam batu akik di Nusantara dimulai.
Warga Kecamatan Bungbulang, Kebupaten Garut ini pun berpikir untuk membuat karya bentuk lain dari batu akik yang sangat dicintainya.
Jika biasanya batu asal Garut seperti pancawarna dan hijau garut dipecah menjadi belahan-belahan kecil untuk dijadikan perhiasan, Nurseno kini berpikir untuk memahat bongkahan besar menjadi arca.
Melalui Paguyuban Seni Pahat Patung Batu Akik RJK (Rumaos Janten Kwula), Nurseno mulai memahat batu semimulia ini menjadi berbagai jenis arca berbentuk hewan.
Sejak tiga bulan lalu, Nurseno mencari bongkahan-bongkahan besar batu semimulia di kawasan Selatan Garut.
Bongkahan besar tersebut kemudian dijadikan patung. Dalam waktu sebulan, sebanyak 12 arca hewan pun selesai.
Dengan kompak, para pemahat membuat patung tersebut, sedangkan beberapa orang lainnya menjadi tim pendukung seperti penyedia konsumsi.
Arca yang paling diunggulkannya berbentuk naga sedang mencengkram bola dunia. Arca ini terbuat dari bongkahan batu pancawarna garut yang didominasi warna hijau.
Bongkahannya ditemukan dari sebuah sungai kering di Kecamatan Caringin.
"Leluhur Indonesia mewariskan budi pekerti dan seni pahat. Saatnya kita melestarikan warisan leluhur yang berupa keluhuran di bidang seni rupa, yakni seni pahat," kata Nurseno di tempat pemahatannya di Kampung Salakuray, Desa Salakuray, Kecamatan Bayongbong, Jumat (7/8).
Patung naga ini sempat ditawar seharga Rp 15 miliar, kata Nurseno. Namun, dia berniat memberikan arca ini secara gratis kepada Presiden Joko Widodo. Arca ini, tuturnya, memiliki nilai-nilai yang baik. (Sam)