TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim SAR gabungan menghentikan sementara evakuasi korban jatuhnya pesawat Trigana Air jenis ATR42 di daerah tebing Kamp 3, Distrik Okbape di Pegunungan Bintang, Papua pada Selasa (18/8/2015) petang.
Kini, 54 jenazah korban pesawat tersebut masih berada di lokasi jatuhnya pesawat.
"Belum ada jenazah yang bisa dikenali, karena seluruhnya masih di lokasi. Yang jelas, korban sudah komplit 54 orang. Namun, karena kondisi alam di lokasi hari ini, evakuasi dihentikan. Jam 6 besok pagi dimulai untuk evakuasi darat," ujar Direktur Operasional PT Trigana Air Service, Kapten Benny Sumarianto yang saat dihubungi tengah di posko pencarian, Jayapura, Papua, Selasa (18/8/2015).
Benny menegaskan, pihaknya bertanggung jawab dalam pemulangan seluruh jenazah hingga ke rumah duka. Selain itu, pihaknya juga memfasilitasi sejumlah keluarga korban datang ke posko pencarian.
Diberitakan, pesawat Trigana Air jenis ATR42 rute Sentani (Jayapura)-Oksibil hilang kontak dalam perjalanan di sekitar Pegunungan Bintang Papua sejak Minggu (16/8/2015) petang.
Pesawat dengan pilot, Kapten Hasanudin itu mengangkut 49 penumpang, seorang kopilot, teknisi dan dua pramugari.
Hasil pencarian tim SAR gabungan, pesawat tersebut ditemukan di daerah tebing Kamp 3, Distrik Okbape, Pegunungan Bintang, Papua, dalam kondisi hancur. Sejauh ini, belum ada korban yang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat.
Selain itu, kotak hitam atau blackbox yang berisi data penerbangan dan komunikasi pilot juga telah ditemukan.