News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kebakaran di Lereng Merbabu Makin Luas

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MERBABU TERBAKAR - Kondisi hutan Gunung Merbabu yang terbakar terlihat dari Taman Wisata Kopeng Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, Kamis (20/8/2015) petang sekitar pukul 23.00 WIB.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Kebakaran di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), tepatnya di blok Genthong Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, terjadi lagi dan semakin meluas hingga Sabtu (29/8/2015) malam.

Si jago merah melalap vegetasi berupa ilalang, dan vegetasi lainnya seperti pinus, puspa, residi, pakis gunung, serehan, di sekitar TNGM.

Informasi yang dihimpun Tribun Jogja, kebakaran terjadi sejak pukul 07.30 WIB. Kala itu, api membakar rumput ilalang di kawasan tersebut.

Api sempat terkondisi pada pukul 11.00 WIB, namun, kebakaran susulan terjadi lagi pada pukul 11.45 WIB, dan meluas hingga pukul 20.42 WIB.

“Hingga saat ini, api masih menyala. Kebakaran ini meluas karena memang cuaca terik, angin kencang dan masih ada sisa-sisa bara pada pinus kering, saat kebakaran sebelumnya,” ujar Kepala Seksi Wilayah I TNGM, Nurpana Sulaksono kepada Tribun Jogja, Sabtu (29/8/2015) malam.

Akibat kebakaran itu, sejumlah tanaman seperti pohon pinus kering, awar-awar, puspa, pakis gunung, serepan, berasan, dan rumput ilalang habis terbakar.

Bahkan, ujarnya, kebakaran sudah meluas dan mendekati sabo dam PUD 5 yang merupakan dam teratas di hulu Kali Putih.

Nurpana juga belum mengetahui adanya alat Early Warning System (EWS) pemantau banjir lahar Merapi milik BPPTKG yang rusak.

Pada kebakaran sebelumnya, dia mendapat adanya informasi alat EWS yang terkena api.

“Belum tahu ada alat (EWS) yang kena api atau tidak,” ucapnya.

Menurut Nurpana, untuk memadamkan api ini, ratusan relawan, kelompok tani Jurangjero, BPBD, TNI, Polisi, TNGM, dan warga sekitar ikut terlibat.

Sebelumnya, pemadaman dilakukan secara manual dengan menggunakan gepyok dan menyekat tanah agar tidak meluas.

Namun, karena sulitnya pemadaman, tiga tangki truk diterjunkan untuk pemadaman.
“Kami menerjunkan tiga tangki atau kurang lebih 15.000 liter air untuk pemadaman kali ini. Namun, memang api belum bisa dipadamkan,” jelasnya. (tribunjogja.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini