TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Senin (31/8/2015) hari ini merupakan hari penting bagi masyarakat Majalengka, Indramayu, Sumedang, Cirebon, dan sekitarnya. Pasalnya mega proyek waduk Jatigede bakal dioperasikan yang akan berdampak pada pengaturan air untuk mengantisipasi kekeringan dan banjir di wilayah tersebut.
Malam sebelum operasi waduk Jatigede, hampir seluruh pejabat dan jajaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hadir di Kota Cirebon. Mereka melakukan jamuan malam dan ramah tamah menjelang hari besar yang telah lama dinantikan untuk menggenangi air waduk Jatigede, karena selalu terhambat akibat banyak penduduk yang sengaja membangun rumah di tempat yang akan dialiri air.
Malam itu, pemerintah daerah, mantan kepala balai wilayah, dan para pejabat Kementerian PUPR disuguhi musik dari band lokal. Namun siapa sangka Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang hadir, ikut menyumbangkan keahliannya di bidang musik, yakni bermain drum.
Saat semua yang hadir menyantap hidangan laut yang disuguhkan restoran Jumbo, Basuki yang mengenakan kemeja putih dan celana jeans naik ke atas panggung. Tanpa basa basi Basuki meminta posisi pemain drum digantikan olehnya.
Melihat aksi dari seorang Menteri yang bermain drum, para pejabat yang hadir sontak kaget. Mereka yang hadir memberikan tepuk tangan akan kepiawaian Basuki bermain teknik singkop drum mengikuti irama Quando, Quando, Quando, sebagai lagu pertama yang dimainkan.
Basuki pun tak beranjak dari tempat duduk posisi drum saat lagu kedua dinyanyikan oleh biduan wanita. Lagu berikutnya yang dimainkan Basuki bersama band pengiring berasal dari penyanyi Dionne Warwick berjudul That's What Friends Are For.
Pada lagu ketiga, Basuki mengajak para pejabat dan mantan pejabat Kementerian PUPR menyumbang suara. Acara semakin ramai ketika Basuki meminta anggota DPR RI Komisi V, Nusyirwan dari fraksi PDI-P ikut bernyanyi.
Sekitar pukul 09.30 WIB, Basuki berdiri dari bangku posisi drummer dan memberi kata sambutannya. Dalam pidato singkatnya Basuki berterima kasih kepada para pendahulunya yang telah berupaya untuk membangun dan mengoperasikan waduk Jatigede.
"Dengan ridho Allah, mudah-mudahan besok pagi bisa sukses, bisa terwujud berkat doa-doa bapak-bapak senior kita," ujar Basuki, di Cirebon, Minggu (30/8/2015).
Basuki mengaku terharu karena hasil kerja keras pemerintah dari sejak Indonesia merdeka, bisa segera terwujud.
"Mudah-mudahan besok aman, semua lancar, bisa menutup pekerjaan bapak-bapak dari 60 tahun yang lalu," kata Basuki.
Sebelum para tamu bisa kembali ke tempat peristirahatannya masing-masing, Basuki menutup acara jamuan makan malam dengan lagu Broery Marantika berjudul Ayah.
"Satu lagi dari saya. Kita berjuang besok pagi," kata Basuki.
Nilai investasi Waduk Jatigede senilai 467 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,6 triliun. Waduk Jatigede telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk, dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar.
Pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada tahun 1990-an, rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat. Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982.
Sebelum Operasikan Waduk Jatigede, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Main Drum
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Dewi Agustina
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger