Tribunnews.com, Majalengka - Entis Sutisna (36), warga Blok Kepuh RT 021 RW 004, Desa Cijurey Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, gigit jari setelah uang tunai Rp 200 Juta yang simpan di dalam mobilnya, digondol maling.
Hal ini terjadi saat mobilnya diparkir di depan Toko 17 di Kompleks Pasar Kadipaten, Majalengka, Kamis, (10/9/2015) pukul 15.00. Pelaku beraksi dengan memecahkan kaca mobilnya dan mengambil uangnya.
"Korban menyimpan uang tersebut di bagian depan jok mobilnya. Pelaku memecahkan kaca dan langsung mengambil uang tersebut, kemudian langsung lari menuju motor temannya dan kabur menggunakan sepeda motor," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono, Kamis, (10/9/2015) malam.
Pudjo mengatakan, uang tersebut baru daja diambil dari Bank BCA di kawasan Jatiwangi, Majalengka. Setelah itu, korban (Entis) yang saat itu ditemani istrinya menuju Pasar Kadipaten dengan niat membelanjakan sebagian uang itu.
"Korban turun dari kendaraan bersama istrinya, berjalan dan mampir di warung es kelapa, korban duduk-duduk sambil merokok," kata Pudjo.
Tiba-tiba, datanglah dua orang pengendara sepeda motor datang dengan pakaian serba hitam dan helm tertutup. Satu orang turun menuju mobil korban dan langsung memecahkan kaca mobil korban dengan benda tumpul. Setelah kaca mobil bagian depan dipecahkan, tangan pelaku langsung masuk dan mengambil sebuah tas coklat berisi uang tunai Rp 200 Juta.
Jarak mobil korban diparkir ke warung es kelapa itu kira-kira Rp 50 meter. Aksi pelaku begitu sangat cepat. Setelah berhasil mengambil tas korban, pelaku langsung lari ke arah sepeda motor teman pelaku yang sudah menunggu tak jauh dari pelaku.
Pelaku kabur dengan sepeda motornya mengarah ke Timur Jalan Raya Kadipaten - Cirebon. Diduga para pelaku sudah membuntuti korban ketika sebelumnya mengambil uang di BCA Jatiwangi.
"Pelaku kabur dengan sepeda motor, sayang plat nomornya tidak tercatat. Dua pelaku memakai pakaian serba hitam dan memakai hel tertutup," ujarnya.
Saat ini, polisi sedang berupaya mencari para pelaku tersebut. (Kontributor Bandung, Rio Kuswandi)