Laporan wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, LEMBANG – Anak kedua Iti, Arbani Shadiq (31), mengatakan keluarganya hanya bisa pasrah dan bersabar atas kecelakaan yang menimpa ibunya di Tanah Suci. Keluarga serta tetangganya hanya bisa menggelar pengajian dan doa bersama supaya amal ibadah ibundanya diterima Allah SWT.
Arbani mengakui diduga kuat ibunya meninggal dalam kepanikan massa bukan tertimpa pecahan bangunan yang roboh akibat tertimpa crane.
Selain sudah bersikap pasrah dan sabar, diakui Arbani, keluarga juga sudah mengikhlaskan kepergian ibunya yang akan dimakamkan di Tanah Suci. Arbani dan adiknya sedikit terhibur saat mendengar kabar bahwa ibunya akan disalatkan jutaan calon haji dari seluruh dunia di Masjidil Haram.
Sebelumnya diberitakan, korban meninggal dunia akibat kecelakaan crane di Masjidil Haram, Iti Rasti binti Darmini (56), akan dimakamkan di Tanah Suci Mekah, tepatnya di Pemakaman Umum Tsaraya. Iti diduga meninggal dunia dalam kepanikan massa saat sebuah crane tumbang dan menimpa gedung tempat ibadah sai.
Iti tercatat sebagai warga Jalan Nyampay No 45, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Almarhumah berangkat ke Tanah Suci bersama suaminya, Doskarni bin Dasta Kartaniharja (65), 30 Agustus 2015.
Iti dan suaminya tersebut berangkat bersama 65 calon haji lainnya dari KBIH Toyiba dari Kabupaten Bandung Barat. Almarhumah meninggalkan tiga anaknya, yakni Wiwi Widiani (36), Arbani Shadiq (31), dan Iman Nugraha (25).
Staf Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat, Ahmad Fikri Firdaus, mengatakan berdasarkan informasi yang dihimpun dari para petugas Kementerian Agama RI dan KBIH Toyiba, kecelakaan tersebut menimpa Iti pada Jumat (11/8) menjelang maghrib. (*)