News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inspirasi

Kisah Bocah Penjaja Kue, Rajin Menabung Agar Bisa Beli Alquran

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zyah Rizal Fadilah (11).

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA -  Zyah Rizal Fadilah (11), bocah kelas 6 SD penjaja kue keliling, selalu ingat pesan ibunya: kalo nilai ulangannya jelek, ia harus berhenti jualan.

Sejak diizinkan ibunya berjualan kue keliling saat ia kelas 2 SD dulu, Rizal selalu mendapat nilai di atas 80 di sekolah.

"Nilai saya rata-rata 80, Mas hehehe...Beberapa kali masuk ranking 3 besar. Alhamdulillah," kata Rizal saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya di daerah Minomartani Ngaglik Sleman, Yogyakarta, Rabu (23/09/2015).

Johansyah (48), ayah Rizal mengaku, telah berulang kali melarang putranya jualan. Ia ingin Rizal fokus pada sekolahnya. Namun putra keduanya itu bersikeras untuk berjualan kue dan jus keliling. Baca: Jangan Pernah Beri Uang Lebih pada Bocah Penjual Kue Keliling Ini.

"Saya baru tahu kalau Rizal jualan itu setelah dua hari. Soalnya saya keliling jualan gas dan aqua, pulangnya sore," ujar Johansyah (48) dalam kesempatan yang sama.

"Kalau ibunya lebih tegas, nilai sekolah jelek enggak usah jualan. Fokus belajar," tambah Johansyah.

Rizal memegang teguh kata-kata ibunya. Sepulang sekolah, sekitar pukul 14.00 Rizal keluar rumah mejajakan kuenya. Ia baru kembali ke rumah sekitar pukul 18.00.

"Sampai rumah kan Maghrib, mandi terus sholat. Setelah itu belajar," tuturnya.

Dia ikut bimbingan belajar di masjid dekat rumahnya dari pukul 20.00 sampai 21.00. Sepulang belajar dari masjid, ia mengaku menambah lagi jam belajarnya di rumah.

"Kalau sampai jelek saya pasti engga boleh jualan. Jadi harus terus dapat nilai bagus," kata dia.

Nilai jelek

Saat kelas 3 SD, cerita Rizal, ia pernah mendapat nilai di bawah 80. Mengetahui hal itu, ibunya melarang Rizal jualan.

"Saya disuruh berhenti jualan. Kata ibu buat apa jualan kalau nilai sekolah saya jelek. Yang penting itu fokus sekolah dan tidak lupa ibadah," tuturnya.

Rizal bersikeras ingin tetap jualan demi membantu kedua orang tuanya. Ia sadar, kedua orang tuanya mesti bekerja keras untuk menghidupi keluarga.

Berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang senang bermain di luar, Rizal lebih senang menghabiskan waktu di rumah membaca buku atau majalah.

"Saya tidak suka keluyuran. Saya lebih suka membaca buku dan majalah. Ya memang majalah bekas tapi kan bisa menambah ilmu," katanya.

Ia mengaku bercita-cita ingin menjadi Tentara . Cita-cita ini terilhami oleh sang Kakek yang pensiunan Tentara dengan pangkat terakhir Letnan Satu.

"Cita-cita saya ingin jadi tentara. Kakek dulu juga tentara," ucapnya.

Dimarahi

Johansyah bercerita, di hari-hari pertama jualan saat kelas 2 SD dulu, Rizal pernah pulang sambil menangis. Ia dimarahi orang karena sepanjang jalan berteriak menjajakan dagangannya, "Sandwich... Sandwich... Sandwich... Sandwich."

Johansyah lantas mendatangi orang yang memarahi putranya. Ia minta orang itu mengerti niat Rizal berjualan.

Saat itu, kata Johansyah, selain ingin membantu orang tua, Rizal berjualan karena ingin membeli tas sekolah dan Alquran.

Sebab sebelumnya, tas berisi Alquran milik Rizal hilang saat ditinggal di musala, padahal Rizal sedang menghafal Alquran atau tahfidz.

"Niatnya mau menabung beli tas dan Alquran. Sekarang ia sudah mampu menghafal 2 juz dan 7 surat Alquran," kata Johansyah.

Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini