News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Makan Soto Dulu, Baru Merampok Toko Emas

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perampokan toko emas Janoko, direkonstruksi, Rabu (23/9) siang.

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Perampokan toko emas Janoko, di depan Pasar Kutukan, Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, direkonstruksi, Rabu (23/9) siang.

Ratusan warga berjubel menyaksikan jalannya rekonstruk yang dipimpin Kompol Totok Iswanto, Waka Polres Blitar, sehingga membuat jalan raya macet total.

Delapan pelaku menjalani 15 adegan mirip saat merampok toko emas itu, dan menggondol emas seberat 3 kg, Rabu (21/8) siang lalu.

Adegan pertama, sebelum beraksi, kedelapan pelaku itu sempat makan soto di warung Barokah, yang ada di seberang jalan, depan toko emas tersebut.

Tujuan, selain mengisi perutnya, sekalian menggambar situasinya.

Ternyata insting mereka cukup bagus karena bersamaan itu ada mobil patroli melintas dari arah utara.

Oleh dua pelaku, yakni Febri dan Andre, diikutinya.

Setelah mobil itu masuk ke dalam Polsek Garum, dua pelaku itu kembali bergabung. Tepat pukul 13.40 WIB, mereka beraksi.

Dalam aksinya, mereka membuat gempar dan takut para penghuni pasar karena terdengar suara letusan mirip tembakan berkali-kali.

Sebab, keenam perampok itu menenteng pistol semua, sambil menakut-nakuti para pedagang yang ingin mendekat.

Meski terdengar tembakan berkali-kali, namun tak sampai melukai sembilan karyawan toko.

Hanya berlangsung beberapa menit, mereka berhasil menguras emas seberat 3 kg, dan kabur ke arah Tulungagung, dengan melalui jalan tikus.

Di antaranya, lewat Talun, Bendungan Serut, Kademangan, baru Tulungagung.

Namun, di tengah jalan, tepatnya di Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, sepeda motor Mio, yang ditumpangi Andut, pimpinan perampok ini menyerempet truk, hingga bannya kempes.

Karena membawa emas rampokan, Andut yang membonceng Nizar, tetap tancap gas.

Baru sampai di Tulungagung atau perjalanan sekitar 30 km, bannya ditembelkan.

"Mereka kabur, dengan melaju beriringan. Namun yang bawa emas rampokan Andut," kata Totok.

Sesampai Tulungagung, mereka menyimpan lima pistolnya di rumahnya, Nizar.

Baru besuknya, Kamis (22/9) siang, mereka kabur ke Semarang dengan naik bus, untuk menjual emasnya.

Untuk bisa menjual emasnya, mereka menemui Hartono (40), tukang sepuh emas di Pasar Johar, Semarang.

Agar calonnya tak curiga, emas itu dilebur sebanyak 2 kg, sedang sisanya dijual dalam bentuk aslinya, di antaranya gelang, cincin, dll.

Akhirnya, emas seberat 2,9 kg ditawarkan ke Oni Sugara (28), pedagang emas di pasar itu, dan lak Rp 268 juta.

Sedang, sisanya, 1 ons, merupakan jatah Hartono, sebagai jasa meleburkan dan menjualkan. Ia juga dapat bagian uang Rp 8 juta.

Terkait kasus ini, Hartono tahu kalau emas itu hasil perampokan karena ia sudah empat kali menjualkan hasil perampokan pelaku itu.

Sedang, Oni tak tahu karena kena rayu Hartono. Katanya, emas itu hasil membeli dari penjual. Begitu terkumpul, baru dileburnya.

Pelaku sendiri sudah empat kali merampok toko emas, di antaranya, dua kali di Kabupaten Blitar, tepatnya di toko emas Pasar Gambar, dan Kutukan, Kecamatan Garum, dan dua kali lagi di toko emas Pasar Brebek, Nganjuk, dan toko emas di wilayah Trenggalek.

Seperti diketahui, terbongkarnya sindikat perampokan ini berkat kegigihan petugas itu, yang memburu sampai ke luar jawa.

Akhirnya, mulai Kamis sampai Sabtu (10-12/9) lalu, kedelapan gerombolan perampokan itu dibekuk.

Di antaranya, Gaguk Susanto (20), warga Desa Sidem, Nizar Ismail alias Bejo(20), warga Dusun Krajan, Desa Gondang, Andre Sasongko alias Poko (17), warga Dusun Krajan, Desa Kipeng, Febri alias Pepi (20), warga Desa Kipeng, Timeng alias Risma (20), warga Gondang, yang semuanya Kecamatan Gondang, Tulungagung. Andut Prasetyo alias Daya (22), warga Perumnas Ngemplak, Kecamatan Karangrejo,Tulungagung.

Sementara satu pelakunya lagi adalah Imam Samsuri alias Tilun (20), warga Desa Malasan, Kecamatan Durenan, Trenggalek. Mereka ditangkap di dua tempat, yakni di Tulungagung dan Semarang.

Sedang otak perampokan ini adalah Andut, termasuk ia yang memiliki senjata sebanyak itu.

Yakni,lima senpi, mulai jenis colt dan FN rakitan, plus amunisinya. Itu dibeli seharga Rp 35 juta saat dirinya habis pulang dari kerja di Jepang (2010-2012) lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini