TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Keluarga Nero, jemaah haji Kabupaten Probolinggo yang dikabarkan meninggal dalam tragedi Mina, bingung. Sebab, mereka belum mendapat kepastian mengenai nasib Nero, warga Desa Talkandang, Kemacatan Kotaanyar.
Haryono, keponakan Nero, awalnya bingung apakah menggelar tahlil atau selamatan biasa. Karena belum memperoleh kepastian, pihak keluarga pun memutuskan menggelar selamatan biasa.
Selamatan dengan membaca Surat Yasin, Shalawat dan Surat Alquran pendek, digelar di halaman depan rumah Nero, Jumat (25/9/2015) malam.
"Kita tidak menggelar tahlil, hanya selamatan biasa. Selamatan ini digelar tiap malam sejak jemaah haji berangkat hingga kembali ke tanah air, supaya diberi kelancaran dalam menjalankan ibadah haji," kata Haryono.
Haryono menegaskan, keluarga akan percaya Nero meninggal atau tidak jika pemerintah yang mengumumkan.
"Harapannya kabar ini salah, alias Pak Nero masih hidup. Kalau benar-benar wafat, kami harap jenazahnya mendapatkan perlakuan yang layak. Ada yang bilang Pak Nero masih kritis, info ini dari mukimin di Mekkah. Valid tidak info itu, kami tidak tahu," ujarnya.
Seorang kiai yang memimpin selamatan mengatakan kepada ratusan warga, bahwa Nero belum jelas statusnya. Ada yang menyebut dia meninggal, ada pula yang bilang sedang kritis. Jika kritis, maka ada harapan untuk selamat dan pulang ke tanah air.
"Seandainya beliau wafat, Insya Allah mati syahid. Pak Nero ke Tanah Suci dengan niat ibadah. Sungguh indah bila meninggal di Tanah Suci. Apapun hasilnya, kita semua harus menerima takdir. Ajal dijemput di mana saja dan di mana saja. Kita doakan semoga ada kepastian," katanya sambil diamini ratusan jemaah pengajian.
Reni Rachmawati, putri Nero, masih berharap ada kepastian dari pihak pemerintah. Sejauh ini, dia hanya mendapatkan kabar dari ibunya dan rekan ayahnya dalam satu rombongan via ponsel.
"Saya harap cepat ada kepastian tentang ayah saya. Jika wafat, kami siap menata hati dan mengikhlaskan," ujar Reni yang tampak lelah.
Seorang tetangga Nero yang tak mau disebutkan namanya, mengaku kasihan dan prihatin terhadap keluarga Nero. Sebab, status Nero hingga kini tak kunjung jelas.
Berbeda dengan Hamid Atwi, warga Desa Muneng Kidul, Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, yang sudah dipastikan meninggal dalam tragedi Mina, berdasarkan laporan resmi dari pemerintah.
"Kasihan keluarga Pak Nero. Kalau jelas meninggal, ya sudah. Kalau masih hidup, kan jelas. Nah, ini masih simpang siur," ujarnya.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mendatangi rumah Nero yang dikabarkan wafat dalam tragedi Mina di Desa Talkandang, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo.
Namun dalam kunjungan dan silaturahmi ke keluarga Nero itu, Gus Ipul (panggilan akrbanya) belum memastikan apakah Nero meninggal atau tidak.
Gus Ipul melanjutkan, meski belum yakin Nero meninggal, jika melihat foto-foto dan kabar yang dikirim rekan Nero, serta cerita dari keluarga korban, hal itu bisa menjadi petunjuk awal.
"Kita hanya butuh kepastian. Dan kalau benar-benar Nero wafat, maka keluarga semoga diberi kesabaran dan ketabahan," kata Gus Ipul yang didampingi Kepala Kanwil Kemenag Jatim Mahfudh Shodar. (Kompas.com/Ahmad Faisol)