Laporan wartawan Tribun Timur, Sudirman
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kapolres Luwu, AKBP Adex Yudiswan, mengatakan dirinya ingin menangis saat menemukan jenazah korban pesawat Aviastar, khususnya anak-anak.
Ia mengatakan, sebagian jenazah keluar dari pesawat saat ditemukan.
"Kami yakin tidak ada badannya yang tertinggal karena kami semua yang mengambilnya kemudian menyatukannya kembali," tujarnya, Selasa (6/10/2015).
Kondisi para korban juga sangat susah untuk dikenali karena dalam keadaan hangus terbakar.
Ekor dan sayap pesawat juga sudah terpisah, begitupula dengan badan lainnya yang terburai saat pesawat ditemukan.
Adex menambahkan, lokasi tempat ditemukannya pesawat juga tergolong berat karena berada dikecuraman 45 derajat.
Selain itu, kondisi cuaca juga berubah-ubah, kadang cerah kemudian gelap.
Penemuan pesawat Aviastar juga berawal dari informasi masyarakat yang melihat ada pesawat yang terbang rendah dan ada juga yang mendengar suara ledakan.
Pada saat penyisiran pertama, pihak kepolisian menyisir wilayah gunung Gammaru dan Saajo, namun hasilnya nihil.
Timnya baru berhasil menemukan pesawat setelah menyisir wilayah Gunung Bajaja, Senin sekitar pukul 15.00 Wita.
Pada saat menyisir Gunung Bajaja, tim dibagi menjadi tiga.
Tim pertama hanya bertugas untuk membuka jalan. Karena hutan yang akan dilalui masih merupakan hutan perawan yang belum pernah dilewati.
Tanda-tanda penemuan Pesawat Aviastar, saat tim melihat langsung asap yang ada di gunung tersebut
Sebelumnya telah diberitakan, pesawat Twin Otter milik Aviastar akhirnya ditemukan di Dusun Bajaja, Desa Ulusalu, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan Senin (5/10/2015).
Pesawat itu ditemukan langsung oleh Kapolres Luwu AKBP Adex Yudiswan sekitar pukul 15.55 Wita, tiga hari setelah hilang kontak atau hampir 72 jam.
Ketika ditemukan, tujuh penumpang dan tiga kru Aviastar dalam kondisi meninggal dunia.