Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasan Basri
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kasus pemalsuan dokumen dan kependudukan yang menyeret ketua non aktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad masih dalam penanganan kejaksaan.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Makassar, Dedi Suwardy mengaku belum bisa memastikan agenda pelimpahan berkasnya ke Pengadilan Negeri Makassar.
"Kita harus menganut asas kehati-hatian, jangan sampai ada cela dalam proses persidangan nanti," jelasnya.
Kasus yang membelit Abraham berawal pengajuan permohonan pembuatan paspor pada tahun 2007 lalu, Feriyani Lim. Feriyani Lim diduga memalsukan dokumen dan masuk dalam Kartu Keluarga Abraham Samad yang beralamat di Boulevar, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Makassar.
Namun kasus pemalsuan dokumen ini dilaporkan Chairil Chaidar Said ke Bareskrim Mabes Polri pada 29 Januari 2015.
Setelah menerima laporan Chairil Chaidar Said sebagai Ketua LSM Peduli KPK dan Polri ini, penyidik Mabes Polri melimpahkan kasus itu ke Polda Sulselbar.
Dalam laporan itu, Feriyani Lim melakukan pemalsuan dokumen dibantu Abraham Samad dan Uki. Setelah memeriksa enam orang saksi dalam kurung waktu tiga hari, penyidik Dit Reskrimum akhirnya menetapkan Feriyani Lim, teman wanita Abraham Samad sebagai tersangka.
Feriyani Lim ditetapkan tersangka, lantaran dirinya sebagai pemohon pembuatan paspor. Setelah itu Abraham Samad ditetapkan sebagai tersangka.
Abraham dijerat pasal 263, pasal 264 dan pasal 266 KUHP tentang pemalsuan, dan pasal 93, pasal 94, dan pasal 96 Undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Ada tiga alat bukti kasus dugaan pemalsuan dokumen kependudukan yang dilakukan Abraham. Antara lain, bukti surat, keterangan saksi, dan keterangan ahli.
Dalam kasus ini Kepolisian juga menetapkan pengguna dokumen palsu itu yakni Feriyani Lim, orang yang dibantu membuat kartu tanda penduduk untuk pembuatan paspor. Berkasnya telah dinyatakan lengkap oleh penyidik kepolisian namun belum dilimpahkan ke jaksa penuntut umum.