Baca tanpa iklan
Laporan wartawan Serambi, Dede Rosadi
TRIBUNNEWS.COM, SINGKIL - Satu orang tewas dan sedikitnya empat luka menyusul bentrokan massa di jalan menuju Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Wartawan Serambi Indonesia (Tribunnews.com Network) dari lokasi kejadian melaporkan, suasana di lokasi bentrokan sudah mulai kondusif.
FOTO: SERAMBI INDONESIA/SERAMBINEWS.COM
Foto dari lokasi bentrokan di Aceh Singkil.
Aparat keamanan berhasil mengendalikan situasi.
Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi mengimbau semua pihak, terutama masyarakat di Kabupaten Singkil dan daerah sekitarnya untuk menahan diri.
Adapun nama-nama korban luka adalah:
1. Uyung (27)
2. Sarto (anggota TNI)
3. Rahman (27)
4. Salma (18)
Korban meninggal dunia:
1. Samsul (21)
Wartawan Serambinews.com melaporkan, para korban luka dirawat di RSUD Aceh Singkil.
FOTO: SERAMBI INDONESIA/SERAMBINEWS.COM
Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi
Massa yang bentrok telah kembali ke titik kumpul saat pertama kali bergerak di Desa Lipat Kajang Bawah.
Begitu juga dengan massa dari arah Dangguran tidak ada di lokasi bentrok.
Mereka membubarkan diri setelah dihalau aparat keamanan.
Untuk menjaga suasana tetap kondusif, aparat keamanan saat ini berjaga-jaga di jalan raya depan kantor camat Simpang Kanan.
Mobil Dandim
Selain jatuh korban meninggal dan luka, mobil dinas Dandim 0109/Singkil dan Polisi Militer bagian kacanya hancur terkena lemparan saat bentrok terjadi.
Sebeumnya sempat beredar informasi masa menebang pohon di jalan raya kawasan Simpang Kanan.
Namun setelah dicek informasi itu tidak benar, sehingga pengendara bisa melintas.
Penyebab bentrokan masih diselidiki aparat berwenang.
Korban Tewas
Korban yang tewas diidentifikasi bernama Syamsul, warga Desa Bulusema, Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil.
Jenazah disalatkan di Masjid Almukhlisin, Desa Lipat Kajang Bawah, Kecamatan Simpang Kiri, sekitar pukul 15.40 WIB.
FOTO: SERAMBI INDONESIA/SERAMBINEWS.COM
Massa pada bentrokan massa di Aceh Singkil.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com (Tribunnews.com network) dari sejumlah sumber, korban meninggal dunia setelah kepalanya terluka akibat ditembak dengan senjata rakitan.
"Kepalanya terluka parah, kena tembakan rakitan, meninggal di tempat," kata salah seorang warga yang minta namanya tidak dipublikasi.
Masih menurut sumber, aksi yang terjadi sekitar pukul 10.00 WIB itu merupakan gerakan massa tanpa koordinator sehingga sulit dibendung.
Massa dalam jumlah besar dengan ikat kepala putih plus bambu runcing dan senjata tajam bergerak liar.
Puncaknya sebuah gedung di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah, dibakar.
Massa sebelumnya bergerak dari arah Simpang Kanan.
Aparat kemanan bersenjata lengkap berjaga-jaga namun suasana sulit dikendalikan senghingga pembakaran gedung tak bisa dihindari.
Berdasarkan informasi persoalan ini dipicu ketidakpuasan warga dengan kesepakatan Pemkab Aceh Singkil, tokoh masyarakat serta ormas terkait pembongkaran sebuah tempat ibadah.
Massa menginginkan eksekusi pembongkaran dilakukan hari ini juga, sementara dalam kesepakatan pembongkaran baru dilakukan pekan depan.
Situasi mencekam sangat terasa sejak dinihari tadi.
Wartawan kesulitan mendekat ke arah massa, sebab mereka melarang mengambil foto.
Malah salah satu pekerja pers sempat terkena sasaran amukan warga yang tidak mau dijepret kamera.
Pembakaran gedung tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.
Sekitar 800 meter sebelum lokasi mereka turun dari mobil bak terbuka dan sepeda motor.
Kemudian berjalan kaki menuju sasaran.(*)