News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Belasan Ribu Hektar Lahan di Tanjab Timur Tak Bisa Ditanami

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi kekeringan

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI  -  Dinas Pertanian Provinsi Jambi memastikan terjadinya tunda tanam di berbagai wilayah akibat kemarau panjang.

Potensi tunda tanam terbesar ada di wilayah Provinsi Jambi bagian timur, terutama Tanjung Jabung Timur.

Disampaikan Amrin Azis, kepala dinas Pertanian Provinsi Jambi, potensi lahan di Tanjung Jabung Timur cukup luas sekitar 27 ribu hektare.

Namun, yang berpotensi untuk bisa ditanami hanya sekitar 17 ribu hektare.

"Yang tidak bisa sama sekali, daerah pasang surut, air yang naik air asin. Potensinya banyak, 27 ribu hektare yang bisa 17 ribu hektare malah tak bisa tercapai," katanya, Kamis (15/10/2015).

Dikatakannya, tunda tanam di wilayah tersebut dikarenakan tidak adanya potensi air yang bisa dijadikan sumber untuk mengairi sawah terutama di musim kering.

Sehingga musim tanam pun harus menunggu musim hujan.

"Kita tunda tanam banyak, tak bisa nanam. Tahun ini luar biasa, Yang bisa kita lakukan cuma cetak sawah. Jadi tahun ini, ada sekitar 1.500 hektare tadi rencana 2.000," jelasnya.

Lebih lanjut, Amrin menyebutkan saat ini yang bisa dilakukan penanaman hanya di daerah hulu Provinsi Jambi yang memiliki potensi irigasi, seperti Kerinci dan Sungaipenuh.

"Kecuali daerah irigasi, makanya kita usulkan coba bangun irigasi. Kita ada banyak potensi. Seperti di Merangin, Batang Merangin, di Bungo masih bisa kita manfaatkan untuk potensi irigasi dananya tersedia. Yang tidak bisa sama sekali Tanjab Timur dan Tanjab Barat airnya yang naik air asin, potensinya padahal banyak," katanya.

Untuk membantu petani yang mengalami kekeringan, Amrin bilang sudah mengusulkan ke pihak Bulog untuk membantu dalam bentuk beras talangan.

"Beras talangan seandainya tidak jalan bisa tidak itu itu di Bulog beras bencana namanya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini