Laporan wartawan Serambi, Nur Nihayati
TRIBUNNEWS.COM, SIGLI - Akibat curah hujan tinggi mengguyur dataran tinggi Tangse, Pidie, sejumlah infrastruktur di tujuh Gampong di kecamatan tersebut rusak diterjang air bah.
Sejak Rabu (14/10/2015) malam hingga Kamis (15/10/2015) curah hujan di kawasan tersebut memang terpantau tinggi.
Dari ketujuh wilayah Gampong yang menerima dampak musibah ini (lihat boks), yang terparah terjadi di Dusun Ule Glee di Gampong Blang Jeurat, dimana satu jembatan darurat amblas ke sungai.
Padahal, jembatan darurat ini baru dibangun enam bulan lalu.
“Kami berharap pemerintah membangun jembatan permanen. Karena jika dibangun secara darurat, maka dikhawatirkan amblas lagi, sebab kawasan ini hampir selalu diterjang air bah,” kata Keuchik Blang Jeurat, Chairil Anwar.
Selaian itu, di Dusun Blang Rimeeh Gampong Pulo Seunong, sebagian besar areal sawah masyarakat terendam.
Kawasan ini hampir setiap tahun diterjang air bah.
Akibat aktivitas penebangan hutan dan penambangan di kawasan hulu sungai, yang tak mampu dikendalikan oleh pemerintah setempat.
Setiap datang musim hujan, air dari gunung selalu menghantam Gampong Pulo Seunong karena posisinya berada pada lokasi rawan terjangan air.
Tak jarang air menerjang kawasan permukiman. Namun kali ini, dampak yang terjadi hanya merendam areal persawahan.
“Sejauh ini, belum ada korban jiwa dalam musibah yang selalu berulang di kawasan yang sama, saat curah hujan tinggi. Saat ini warga selalu dihantui rasa was-was, karena khawatir terhadap dampak luapan air Sungai Balee Tangse yang bisa terjadi sewaktu-waktu,” lapor Jakfar.
Amatan Serambi di Kecamatan Tangse, kemarin, kondisi paling parah terjadi di Dusun Ule Glee, Desa Blang Jeurat.
Banyak anak-anak yang hendak pulang sekolah, tidak bisa melewati bengkalai jembatan yang kini telah amblas ke sungai.
Akibatnya, anak-anak sekolah ini terpaksa dijemput dan dibantu orang dewasa melewati sungai itu.
Sedangkan kendaraan roda dua dan empat, sama sekali tidak bisa menyeberangi sungai, kecuali dengan cara digotong beramai-ramai, agar bisa melewati sisa bengkalai jembatan.
Sementara itu, di titik lainnya terdapat badan jalan yang terancam putus.
Yaitu di Gampong Krueng Meriam, dimana lokasi sudah pernah dikunjungi Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah beberapa waktu lalu.
Namun masih sering diterjang air bah, tanpa ada penanganan jangka panjang.
“Badan jalan di lokasi ini terkikis semakin parah dan terancam putus,” tambah Tgk Muhammad, tokoh masyarakat Tangse.
Camat Tangse, Jakfar, mengaku sudah meminta Pemerintah Kabupaten Pidie segera mengatasi persoalan air bah ini.
“Kami sudah menyiapkan laporan tertulis untuk disampaikan ke Bupati,” ujarnya.
Kabag Administasi Pembangunan Setdakab Pidie, Buchari SSTP yang juga turun memantau situasi bencana, berjanji bahwa jika sudah ada laporan camat, pihaknya akan melaporkan hal ini ke pimpinan daerah, guna ditindaklanjuti.
Hal senada juga disampaikan Kabag Kedaruratan dan Logistik BPBD Pidie, Dewan Ansari di lokasi tersebut kemarin, pihaknya siap melakukan penanganan, jika ada petunjuk dari atasan.
“Di Blang Jeurat memang harus dibangun jembatan permanen, karena jembatan darurat sudah dua kali dibangun, tapi selalu amblas diterjang air bah,” ujarnya.