News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuh Ikut Angkat Jenazah Abdul Jamil ke Pekuburan

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sopiah menunjukkan foto keluarganya. Ia ditinggal suaminya, Jamil, yang tewas mengenaskan di tangan dua preman kampung di Demak.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto

TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Masyarakat Desa Bungo, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah tak menyangka, jika S ikut mengeksekusi Abdul Jamil (60), aktivis desa, hingga tewas.

S yang hingga kini masih buron merupakan satu dari dua tersangka pembunuhan Abdul Jamil. Selain tercatat sebagai kerabat dekat korban, S terlihat berpartisipasi membantu proses pemakaman Jamil.

"S ikut menggali makam Pak Jamil. S juga ikut membantu mengangkat jenazah Pak Jamil. Bahkan anak Pak Jamil yang kecil berumur delapan tahun digendongnya juga," kata Ahmad Malik (32), tetangga korban, kepada Tribun Jateng, Selasa (20/10/2015).

Baca juga: Jago Silat Tewas Mengenaskan di Tangan Preman Kampung

Sebelumnya diberitakan, Polres Demak mengungkap kasus pembunuhan warga Desa Bungo, Abdul Jamil, yang selama ini dikenal sebagai aktivis kemasyarakatan di desanya.

Kasus pembunuhan Jamil itu mirip menimpa Salim Kancil, aktivis lingkungan di Desa Selok Awar-awar, Lumajang, yang tewas di tangan komplotan penambang pasir, beberapa waktu lalu.

Pengungkapan kasus pembunuhan Jamil berkait dengan penemuan mayat di tepi Sungai Wulan, Desa Bungo, Wedung, Demak, pada 17 September lalu.

Saat ditemukan, kondisi mayat Jamil dalam keadaan mengenaskan, kepala belakang hancur dan ada bekas cairan pengencer cat di mulutnya. Pembunuhan Jamil diduga karena terlalu tahu banyak perihal penjualan tanah kerukan Sungai Wulan milik para tersangka.

Kepala Desa Bungo, Imam Wahyudi, menjelaskan proyek pengerukan tanah di lokasi merupakan aspirasi petani untuk keperluan pengairan sawah yang difungsikan sebagai penampung air saat musim penghujan nanti.

Soleman, oknum PNS yang membunuh aktivis desa, Abdul Jamil (60), di Demak gara-gara membongkar proyek galian C tak berizin. (Tribun Jateng/Puthut Dwi Putranto)

"Tanah yang dikeruk itu milik PSDA (Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air). Pihak desa lalu izin PSDA untuk mengelolanya. Setiap tahun sekali kami setor retribusi Rp 5 juta kepada PSDA. Jika memang kenyataannya untuk jual beli atau galian C, saya tidak tahu karena tidak izin kepada kami," kata Imam.

Sementara itu, Satuan Reserse Kriminal Polres Demak tengah melakukan penyelidikan intensif terkait kasus pembunuhan Jamil. Satreskrim juga masih mengejar S, warga Desa Bungo, tersangka pembunuh Jamil yang kini buron.

Ironisnya, belakangan diketahui jika S itu masih terbilang kerabat dekat korban. Sebelumnya, polisi telah membekuk Soleman, salah satu tersangka pembunuhan Jamil.

Kasat Reskrim Polres Demak, AKP Philip Samosir menjelaskan, kedua tersangka pembunuh Jamil sangat ditakuti di desanya.

Baca juga: Seorang PNS Bunuh Aktivis Lingkungan yang Bongkar Proyek Galian C Tak Berizin

"Bahkan yang jadi buron kali ini orangnya tempramental, S itu suka melukai orang, baik menggunakan tangan kosong maupun senjata tajam," ujar Philip.

Dia berharap, dari keterangan S nantinya bakalan mengerucut motif di balik kematian Jamil. Berdasar pengakuan Soleman, tersangka yang telah tertangkap, S-lah yang berperan aktif menghabisi nyawa Jamil.

"Tersangka yang buron ini merupakan sepupu korban. Apakah ini dendam atau lainnya, kami belum bisa berspekulasi. Kami masih memburu tersangka. Kami juga masih mengumpulkan informasi pemeriksaan dan penyelidikan," terang Philip.

Dia menyampaikan, berdasar hasil penyelidikan sementara menyebutkan jika kematian Jamil erat hubungannya dengan protes korban terhadap proyek pengerukan lahan irigasi di dekat lahan pertanian miliknya.

Pengerukan irigasi menggunakan satu alat berat untuk keperluan pengairan lahan pertanian itu, diketahui telah menyentuh sawah milik Jamil.

"Jadi saat itu Jamil menegur karena lahan sawahnya terkena kerukan, apalagi ada aktivitas jual beli tanah tak berizin di situ. Jamil marah dan kemudian bersitegang dengan tersangka. Pembunuhan direncanakan karena thinner dan semuanya sudah disiapkan, " kata Philip.

Apakah dimungkinkan ada tersangka lain dalam kasus pembunuhan Jamil, Philip belum bisa memberikan keterangan. Ia meminta publik menunggu sementara polisi mengembangkan kasus ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini