Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Empat puluh jembatan akan mulai dibangun melalui kontrak tahun jamak (multi years contract) pada Tahun 2016 dengan biaya Rp 678,8 Miliar.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menyampaikan, pembangunan jalan akses perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Provinsi Kalimantan Utara ditargetkan bisa tembus akhir 2015 dengan kondisi perkerasan.
Dia jelaskan, Kaltara memiliki 2 akses jalan perbatasan yakni Mensalong-Tou Lumbis sepanjang 147,95 kilometer dan Malinau-Long Bawan-Long Midang sepanjang 232,6 kilometer.
Ruas jalan Mensalong-Tou Lumbis saat ini sudah tembus sepanjang 133,25 kilometer sehingga tersisa belum tembus 14,7 kilometer.
“Saya kira saat ini sudah hampir tembus semua kecuali jembatan. Karenanya tahun 2016 jembatan akan kita pasang di ruas Mensalong-Tou lumbis yang sudah tembus, selain itu juga akan kita perbaiki geometriya.” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun, Kamis (29/10/2015).
Menurut Menteri, pembangunan jalan akses perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Provinsi Kalimantan Utara ditargetkan bisa tembus akhir 2015 dengan kondisi perkerasan.
Rombongan Kementerian PUPR ini melakukan peninjauan perkembangan pembangunan jalan perbatasan melalui udara dan juga darat di dua titik yaitu Long Bawan dan ruas Mensalong-Tou Lumbis khususnya Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan yang saat ini masih terputus.
“Ruas Tou Lumbis-Mensalong menjadi prioritas karena nantinya di Tou Lumbis akan dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN), selain itu juga menjadi penghubung masyarakat menuju Malinau,” tambah Menteri Basuki.
Di Kecamatan Lumbis Ogong jumlah penduduk tercatat sebanyak 4753 jiwa dan tinggal di 49 desa, dimana setiap desa-desa terbagi menjadi kelompok-kelompok yang letak huniannya saling berjauhan.
Menteri Basuki mengatakan dengan adanya jalan yang saat ini sedang dibangun maka penduduk akan mendekat ke pinggir jalan.
“Saat ini mereka berkelompok saling terpisah yang lokasinya tidak ada jalan sama sekali, dengan adanya jalan tembus ini maka penduduk akan kepinggir jalan, dan nantinya mereka butuh rumah,” tambahnya.
Untuk itu, dengan konsep pengembangan kawasan, nantinya hunian penduduk akan dilakukan penataan.
Menteri Basuki mengatakan bahwa dengan konsep tersebut maka yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya membangun jalan tapi juga pengembangan daerah tersebut termasuk pembangunan rumah-rumah khusus.
“Sekarang memang ada program rumah-rumah khusus di perbatasan yang sudah terbangun 240 unit, nanti akan diteruskan,” tutur Menteri Basuki.
Pemerintah saat ini menaruh perhatian yang sangat besar terhadap kawasan perbatasan, ditargetkan diakhir 2018 jalan perbatasan mulai dari Aruk (Kalimantan Barat) sampai dengan Sei Ular (Kaltara) akan tersambung.
Selain itu juga jalan akses menuju perbatasan, pos lintas batas negara serta pengembangan kawasan di sekitar perbatasan.