TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sesosok bayi ditemukan terbungkus tas plastik warna hitam di depan ruang kebidanan RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Jumat (30/10/2015).
Kondisi bayi saat itu masih berwarna merah. Tali pusar masih melingkar di pusar bayi malang tersebut.
Penemuan ini berawal dari dua orang perempuan yang saat itu tiba di ruangan tersebut.
Satu di antara perempuan tersebut, yakni Dw (17), dikabarkan mengalami pendarahan.
Saat itu, seorang saksi, I Wayan Subamia, yang sedang berjaga di depan ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD) rumah sakit tersebut mengatakan keduanya datang sekitar pukul 10.14 Wita.
Menurut pengakuannya kepada kepolisian, saat itu dua orang perempuan keluar dari taksi dengan kondisi tergesa-gesa.
Seorang perempuan yang tak lain adalah ibu kandung bayi tersebut tampak lemah karena pendarahan, sedangkan perempuan lainya yakni kakak tiri Dw membawa bungkusan berupa tas plastik warna hitam.
Saat ditanya Subamia, kakak tiri Dw yang bernama Ipriatun (34) mengatakan, adik tirinya tersebut mengalami pendarahan, usia kandungannya baru berumur lima bulan.
Mendengar hal itu, Subamia kemudian segera membawa keduanya ke ruang kebidanan RSUP Sanglah.
Sampai di ruang tersebut, dokter jaga, yakni dr Melinda segera menangani pasien yang kondisinya sudah lemas.
Ia kemudian memeriksa kondisi pasien saat itu.
Beberapa bagian tubuh Dw kemudian diperiksa.
Namun di sela-sela pemeriksaan tersebut, dr Melinda menemukan tali pusar yang sudah terputus.
Karena curiga, ia kemudian menanyakan keberadaan bayi milik perempuan yang bekerja sebagai buruh garmen ini.
Ipriatun yang waktu itu menemani adik tirinya kemudian menuju ke depan ruang kebidanan, tepatnya di samping tempat penjagaan.
Sesampai di tempat tersebut, ia kemudian mengambil tas plastik warna hitam dan membawanya ke dalam ruangan pemeriksaan.
Di ruangan tersebut, dr Melinda bersama Dw dan Ipriatun kemudian membuka bungkusan tas kresek tersebut.
Melinda mulai curiga saat ada sejumlah bercak darah di plastik tersebut.
Namun setelah dibuka barulah diketahui isi bungkusan tersebut adalah bayi milik pasiennya.
Melihat kejadian itu, ia kemudian melaporkannya ke pihak kepolisian.
Kasatreskrim Polresta Denpasar Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan mengatakan, dari hasil pemeriksaan awal yang diperoleh, diketahui bahwa anak tersebut sudah dibunuh seusai dilahirkan di sebuah rumah yang berada di Jalan Oberoi, Seminyak, Jumat (30/10/2015) sekitar pukul 05.00 Wita.
"Pembunuhan tersebut dilakukan dengan cara dibekap sampai meninggal. Setelah dipastikan meninggal, bayi malang itu dibungkus dengan plastik warna hitam," jelasnya.
Namun demikian, karena ibu dari bayi tersebut mengalami pendarahan, bersama kakak tirinya ia kemudian dilarikan ke RSUP Sanglah.
Tak hanya itu, sesampainya di rumah sakit, Dw juga meminta kepada dokter agar anaknya dihidupkan kembali.
"Saat ini kondisinya masih lemah dan masih dirawat di RSUP Sanglah," katanya.
Mengenai proses penyidikannya, karena tempat kejadian perkaranya di kawasan Kuta Utara, maka kasus ini dilimpahkan ke Polres Badung.
"Motif belum jelas karena kondisi ibu bayi masih lemas. Sedangkan kasus ini ditangani Polres Badung karena tempat kejadian perkaranya masuk di wilayah tersebut," jelasnya.