Laporan Wartawan Tribun Medan/Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Koordinator aksi Aliansi Buruh Sumatera Utara Nicholas mengatakan, ratusan buruh yang bergerak dari Kawasan Industri Medan (KIM) menuju kantor Gubernur Sumatera Utara diserang puluhan preman, Rabu (4/11/2015).
"Kami mendapat tindakan kriminalisasi dari puluhan preman, yang diprediksi berjumlah 50 orang. Besar dugaan preman dibayar pihak pengusaha agar memecahkan konsentrasi massa buruh".
"Penyerangan dilakukan saat buruh berada di KIM Medan," katanya di kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan.
Selain itu, kata dia, saat peristiwa penyerangan berlangsung tidak ada personel polisi yang berjaga ataupun mengawal aksi demonstrasi para buruh.
Sehingga, beberapa buruh mendapat luka ringgan dan puluhan buruh lainnya tidak ikut demonstrasi.
"Tujuh orang buruh harus menjadi korban dari bentrokan tersebut. Sebelumnya, kami sudah menyurati kepolisian tentang pemberitahuan aksi. Namun sangat disayangkan, kepolisian seakan tidak menggubris surat kami," ujarnya.
Dia mengklaim, buruh akan terus melakukan aksi unjuk rasa apabila pemerintah tidak mencabut sistem pengupahan yang memakai standar inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Ia mengancam akan menginap kantor Gubernur Sumut.
"Apabila tidak ada yang mendengar aksi kami. Apabila PP pengupahan tidak dicabut. Maka kami akan menginap di kantor Gubsu".
"Tidak hanya di Medan aksi hari ini serentak dibeberapa kabupaten di Sumatra Utara seperti Tanjungbalai, Asahan, Gunungsitoli, Tebingtinggi, Serdangbedagai, Siantar, Simalungun, Sibolga dan Tapteng," ungkapnya. (tio/tribun-medan.com)