Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Penumpukan penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, membawa rejeki tersendiri bagi kafe.
Manager The Coffe Club, Diana Prihastuti, mengungkapkan, pihaknya kewalahan menghadapi membludaknya penumpang WNA (warga negara asing).
Apalagi, jika di pagi hari sebelum pukul 12.00 Wita.
"Kalau pagi bisa lebih dari ratusan yang kami layani. Sampai kita keringetan, kewalahan, Mas," ucapnya, Kamis (5/11/2015),
Dia mengaku jika penutupan Gunung Barujari tidak seramai Raung.
Kondisi saat ini lebih sigap ketimbang saat Raung menyumbulkan asapnya.
Dan mengenai omzet, dia menyatakan, bahwa omzet kafe yang dikelolanya tidak sampai ratusan juta, atau sekitar puluhan juta saja.
"Kalau omzet paling puluhan juta lah, mas. Kalau ratusan juta sih, enggak," aku Diana.
Atas penutupan yang dijadwalkan hingga esok, pihak bandara masih berkoordinasi untuk melakukan evaluasi, apakah akan dibuka atau masih ditutup.
Informasi sementara, hingga besok Jumat (6/11/2015) bandara Ngurah Rai ditutup.
Dampak
Sejak letusan Gunung Anak Rinjani terjadi pada 3 November 2015 lalu, sebanyak 1.180 penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai dibatalkan baik untuk rute domestik dan internasional.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, JA Barata mengatakan, diperkirakan hingga besok Jumat (6/11/2015) pukul 07.45 waktu Indonesia bagian tengah (WITA), saat penutupan Bandara Ngurah Rai dilakukan sebanyak 1.180 penerbangan bakal dibatalkan.
Pembatalan tersebut terjadi sejak tanggal 3 November yaitu sebanyak 171 penerbangan, tanggal 4 November sebanyak 498 penerbangan, hari ini (Kamis 5/11/2015) sebanyak 409 dan Jumat besok hingga pukul 08.45 setempat sebanyak 102 penerbangan.
Angka tersebut dipastikan bertambah karena masih ada tiga bandara lain yaitu Bandara Lombok Praya, Bandara Selaparang dan Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang juga ditutup.(ang)