TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Cuaca panas dan hujan yang tak kunjung turun di Pamekasan.
Sekitar 300 pegawai negeri sipil (PNS), ulama, tokoh masyarakat dan warga sekitar menggelar salat istisqa’, di lapangan depan Pendopo Ronggo Sukowati, Pamekasan, Madura, Jumat (6/11/2015).
Salat istisqa’, yang lebih dikenal dengan salat minta hujan itu dipimpin Ketua MUI Pamekasan, KH Ali Rahbini, sekaligus bertindak sebagai imam salat dan khatib.
Sebelum salat salat istisqa’ dimulai, lebih dulu dilakukan pembacaan istighfar bersama-sama, dipimpin Sekdakab Pamekasan, Alwi Bik, yang berlangsung sekitar 10 menit.
Di hadapan jemaah, KH Ali Rachbini, mengatakan, datangnya musim kemarau panjang yang membuat sejumlah daerah kekeringan dan warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih, hendaknya berpasrah diri kepada Allah dan meningkatkan iman dan ketakwaannya.
“Apa kita alam sekarang ini merupakan salah satu ujian dari Allah. Semoga dengan kejadian ini, iman kita bertambah".
"Dan salat yang digelar ini, semata-mata bentuk kepedulian pemkab dan umat islam, agar musim kemarau segera berakhir,” kata Ali Rachbini.
Diakui, di saat musim kemarau yang sekarang melanda bukan hanya Pamekasan, tapi hampir merata di sejumlah daerah di negeri ini, maka untuk mendapatakan air bersih, warga berjuang keras di antaranya mencari air ke desa tetangga sebelah dan membeli dengan biaya yang tidak sedikit.
Pada musim kemarau ini, perbanyak membaca istighfar, memohon ampunan kepada Allah dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Sebab jika hambanya banyak berdoa, Allah senang.
Karena itu, bila mana umas islam menginginkan hujan, maka harus melakukan cara-cara yang benar sesuai tuntunan Nabi Mohammad Rasulullah, yakni melakukan salat istisqa’.
“Kami menyarankan, dalam meminta hujan ini, tidak menggunakan cara-cara yang tidak sesuai tuntunan Rasulullah".
"Seperti permainan okol (tradisi pertandingan adu otot sesama pria yang digelar di tempat terbuka), yang tidak diajarkan Rasulullah.