Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Pihak Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta akan mengadakan pertemuan untuk membicarakan peristiwa tergelincirnya pesawat Batik Air, dengan nomor penerbangan 6380, Jumat (6/11/2015) sore kemarin, bersama KNKT dan pihak dari Batik Air.
Hal itu disampaikan oleh Agus Pandu Purnama, General Manager Badara Internasional Adisucipto Yogyakarta kepada awak media pada Sabtu (7/11/2015) pagi.
"Kami akan membicarakan kejadian kemarin dengan menghadirkan KNKT dan Batik Air. Tunggu saja, KNKT baru sampai Yogya," ungkap Agus Pandu.
Kemungkinan penyebab tergelincir
Penyebab tergelincirnya sebuah pesawat belum bisa disimpulkan secara langsung, semua menunggu dari pihak KNKT setelah melakukan penyelidikan.
Ir Wardhani Sartono Msc, Dosen teknik Jalan dan Bandar Udara, Jurusan Teknik Sipil, Fakutas Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada memberikan analisis terkait tergelincirnya pesawata Batik Air.
Menurutnya ada beberapa penyebab tergelincirnya sebuah maskapai penerbangan di bandara.
Berikut paparannya:
"Pertama akibat terjadinya hydroplaning."
"Hal tersebut merupakan peristiwa yang terjadi saat pesawat dengan kecepatan tertentu antara 110-140 mil per jam di atas permukaan landasan yang tergenang air setinggi 12 milimeter, akan kehilangan kemudi akibat koefisien gesek yang sangat rendah."
"Namun saat peristiwa pesawat Batik Air tergelincir kemarin, hujan tidak terlalu deras, hanya gerimis jadi kemungkinan tidak sampai ada genangan di lintasan."
"Jadi hydroplaning sangat kecil kemungkinannya menjadi penyebab tergelincirnya Batik Air."
"Berdasarkan analisa tersebut, maka menurut saya kemungkinan yang paling mendekati soal penyebab tergelincirnya Batik Air adalah kemungkinan runway licin karena terjadi penurunan skid resistance atau kekesatan permukaan landasan."
"Hal itu akibat dari runway yang basah, permukaan runway aus, licin akibat sering terkena gesekan roda pesawat (rubber deposit)."
"Jika bicara masalah proses landing pesawat saya tidak tahu pasti kondisinya. Jika touch down roda pesawat saat landing menyentuh runway kurang lebih 350 meter dari ujung runway, itu sudah benar."
"Tapi kalau pesawat terlalu maju, itu overshoot. Kita tidalk tahu apakah saat landing pesawat tersebut overshoot atau tidak."
"Jadi mengenai penyebab pasti peristiwa tersebut, sebaiknya menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)." (*)