TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengupayakan Tanah Baru sebagai lokasi pembangunan stasiun proyek sistem transportasi kereta ringan (light rail transit/LRT) di Kota Bogor.
Pemerintah tengah menyiapkan pembangunan jalur LRT dari Jakarta hingga Kota Bogor.
Stasiun LRT di Kota Bogor direncanakan di daerah Terminal Baranangsiang.
Akan tetapi, Wali Kota Bogor ingin mengembangkan daerah Tanah Baru sehingga mendorong pembangunan stasiun LRT di kawasan ini.
"Sesuai Keppres Nomer 20 Tahun 2015, Baranangsiang itu ditetapkan sebagai ujung LRT. Nah ini Pak Wali sedang mengupayakan agar digeser ke Tanah Baru," kata Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (13/11/2015).
Upaya pengalihan daerah pembangunan Stasiun LRT dari Baranang Siang ke Tanah Baru, kata Usmar Hariman, dilakukan dengan mempertimbangkan kebangkitan yang akan terjadi di Tanah Baru.
"Kebangkitan di sana akan luar biasa. Bayangkan saja, semua yang dari Jakarta akan berkumpul di situ," kata Usmar.
Pemerintah Kota Bogor tahun ini menganggarkan dana Rp 5 miliar untuk mendukung pembebasan lahan di daerah Tanah Baru.
Pembebasan lahan ini diharapkan dapat mendukung kelancaran pembangunan Stasiun LRT di Tanah Baru.
"Sebagai stimulus awal, pembebasan lahannya Rp 5 miliar. Lokasinya di situ, pas abis Sentul belok kiri," kata Usmar Hariman.
Untuk menunjang pembangunan LRT di Tanah Baru, Pemkot Bogor juga telah mempersiapkan berbagai fasilitas penunjang.
"Kita lihat modifikasi BTOP, apakah nanti bisa ada monorel atau bus massal dari Tanah Baru," kata dia.
Pemkot Bogor juga mengusulkan bantuan ke pemerintah pusat untuk pembangunan jalan underpass.
"Untuk existing, kita harus pakai underpass, dan itu kita dapat bantuan. Kita usulkan ke pusat sekitar Rp 38 miliar, mudah-mudahan 2016 ini disetujui," kata wakil wali kota.