TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Penampilan BEDA dalam debat kandidat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara 2015 yang berlangsung di Sutan Raja BallRoom, Sabtu (21/11/2015) menuai pujian dan langsung menaikkan popularitas BEDA di Media Sosial khusunya Facebook.
Dalam debat ketiga tersebut penampilan pasangan Benny Mamoto dan David Bobihoe dinilai mengungguli rivalnya Olly Dondokambey-Steven Kandouw dan Maya Rumantir-Glenny Kairupan. Mereka yang sebelumnya under estimate kepada pasangan BEDA, setelah melihat penampilan BEDA dalam debat terakhir diperkirakan akan mendukung BEDA dengan memilih nomor urut 3.
Dalam tiga rangkaian debat pilkada Sulut, pasangan BEDA tampak lebih unggul dan berada di atas angin.
Melihat kenyataan itu, meskipun BEDA sempat dizalimi melalui media mainstream, namun BEDA mampu melampui jumlah fans di semua platform media sosial pasangan calon hari ini, Minggu, 22/11/2015. Terbukti usai debat ketiga, pada hari ini, 22/11 pukul 12.27 laman facebook BEDA 51,2 % melampui engagemenet Olly yang hanya 11.5 %. Kemudian terlihat total pagelike BEDA 16, 665 melampui pagelike Olly 15, 7 sekian.
Visi misi BEDA ternyata lebih konkret dan kerjanya nyata, sesuatu yang dibutuhkan rakyat Sulut, bukan cuma hebat pidato saja. Ketika menjawab soal konsep pembangunan di wilayah perbatasan, BEDA sangat meyakinkan menjawabnya sampai-sampai pendukungnnya di BallRoom Sutan Raja histeris.
“Tahun 2010 kami melakukan agenda besar melibatkan 1500 orang termasuk akademisi mengunjungi daerah perbatasan sampai ke Pulau Miangas. Kami melakukan penguatan bagi warga disana. Kami melihat langsung realita kehidupan masyarakat kepulauan,” jawab Benny Mamoto.
Benny Mamoto menambahkan, membangun daerah perbatasan harus dengan tindakan nyata, menyediakan semua kebutuhan dengan harga normal. Masyarakat daerah perbatasan harus mampu bersaing di era pasar bebas. Dalam konteks kesejahteraan Benny Mamoto secara bernas menjelaskan, pemimpin harus melayani, menghadirkan BBM dengan harga sesuai, mengangkat potensi daerah, perkebunan seperti pala dan lain-lain.
“Pemerintah ke depan harus menjamin pasar dan kestabilan harga. Akses informasi, akses pendidikan, bebas buta aksara. Kita harus kuat menghadapi pasar bebas ASEAN, MEA,” jelas Mamoto.
David Bobihoe yang sangat berpengalaman soal masalah pemerintahan daerah dengan cerdas menjawab pertanyaan dari kandidat OD-SK terkait pengembangan kawasan ekonomi khusus. Menurut David Bobihoe, menciptakan sebuah pemerintahan yang bersih dan efektif harus dari kedalaman hati selain jam terbang keterlibatan dan pemahaman dalam dunia birokrasi juga sangat penting.
“Seringkali kemacetan sebuah program kerja daerah karena ada persoalan birokrasi, dan itu perlu pemimpin berpengalaman yang mengerjakannya" jelas David.
Debat kandidat paslon gubernur ditutup dengan clossing statement Benny Mamoto. Mengutip pernyataan ketua Sinode GMIM, Benny mengatakan bahwa pemilihan Gubernur Sulut harus berjalan dengan cara yang berintegritas.
“Pilihan kita pasti berbeda dan itu biasa. Namun, jangan terjebak dengan politik uang karena itu berseberangan dengan firman-firman Tuhan. Politik uang juga berseberangan dengan revolusi mental" tutur Benny Mamoto dengan santun dan simpatik.
Mendengar pernyataan penutup dari Benny Mamoto tersebut, suasana BallRoom bergemuruh, semua pendukungnya histeris. Begitu pula pendukung kandidat yang lain. Tampak pendukung ketiga kandidat senang dengan jawaban jagoannya.