TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kepala Bidang (Kabid) Olahraga dan Prestasi Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya, Edi Santoso, menyatakan bahwa progres pembangunan lapangan Hoki di Jl Darmawangsa sudah 80 persen.
Secara fisik sudah selesai, namun pemberian rumput sintesis di lapangan tersebut belum dilakukan. Ini karena Pemkot Surabaya harus mengimpor rumput dari luar negeri.
“Rumputnya memang harus standar sehingga harus impor. Tujuannya agar bisa dipakai pertandingan internasional. Siapa tahu nanti SEA Games bisa digelar di Surabaya. Tribunnya kami juga sudah berstandar nasional,” jelas Edi, Minggu (29/11/2015).
Lebih lanjut Edi, menambahkan penyelesaian lapangan berstandar internasional itu dilakukan secara bertahap.
Dalam penganggaran di APBD tahun 2015, pembangunan lapangan Hoki ini dianggarkan sebesar Rp 3 miliar.
Kemudian di APBD tahun 2016, pengadaan rumput sintetis, sebagai tahap penyelesaian lapangan Hoki, sudah dialokasikan dengan nilai Rp 21 miliar.
"Memang terbilang mahal. Kami sempat survei ke Jakarta untuk melihat rumput sintetis yang layak dan diizinkan oleh persatuan hoki internasional,” jelasnya.
Selama dalam pembangunan, memang atlet banyak mengeluh. Lantaran lapangan ini diperbaiki, mereka hanya bisa latihan di luar.
Seperti di lapangan Unesa atau di Karangpilang, sehingga dengan adanya percepatan penggarapan proyek ini pihaknya menyatakan bahwa atlet di Surabaya akan terwadahi minat dan bakatnya.
Meski demikian, pengerjaan pembangunan yang belum tuntas ini membuat pemandangan di lapangan itu kumuh.
Bahkan, di sisi tengah, yang menjadi area parkir, samping sentra Pedagang Kaki Lima (PKL) malah dimanfaatkan parkir dari luar kegiatan hoki.
Kondisi ini memang membuat lapangan terlihat seperti bukan lapangan hoki, bahkan ada beberapa peralatan bekas proyek yang ditumpuk seadanya di beberapa titik.
Pemandangan ini kontras dengan tribun yang sudah cukup bagus, termasuk pintu masuk dan tembok pembatas yang sudah bagus. "Sudah sekitar dua tahun seperti ini," tambah Udin, Minggu.