Laporan Wartawan Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Mendadak ramai kantor Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta oleh sopir bus dan travel, tapi mereka tidak sedang berunjuk rasa atau tes urine.
Mereka sukarela datang ke sana untuk mengikuti tes gratis HIV/AIDS yang digelar Komisi Penanggulangan AIDS DIY, Selasa (1/12/2015), sekaligus mendapat sosialisasi apa itu HIV/AIDS.
Sekretaris KPA DIY, Riswanto, mengatakan kegiatan kali ini menggandeng para sopir karena mereka kelompok profesi yang memiliki rsiko tinggi.
"Dalam penanggulangan HIV dan AIDS dikenal istilah 3 M yaitu man, mobile with woney. Salah satunya adalah sopir, yang jauh dari keluarga, selalu berpergian," terang Riswanto.
KPA merasa perlu memberikan pemahaman terhadap para sopir tentang apa itu HIV dan AIDS, sehingga mereka bisa mencegah penyakit tersebut
"Pencegahan ini sangat penting. Kita juga sediakan tes langsung secara sukarela, siapa yang kira-kira punya riwayat yang berpotensi, boleh tes. Karena HIV ini tidak kelihatan gejalanya, hanya melalui tes bisa diketahui," terang dia.
Seorang sopir bus pariwisata yang mengikuti tes mengaku merasa perlu mengingat di masa mudanya pernah berganti-ganti pasangan.
"Saya sudah menikah sekarang. Ikut tes saja tadi, tapi hasilnya negatif. Kalau katanya salah satu cara pencegahan itu setia dengan pasangan, sejauh ini saya masih setia dengan istri saya," ujar pria yang menyembunyikan namanya itu.
Dia mengakui profesi sopir banyak godaan dan berpotensi besar terjerumus untuk berbuat hal-hal negatif, apalagi ketika sedang jauh dari keluarga, sehingga ia menyeringkan menelpon anak dan istrinya.