News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

1.593 Rumah Rusak akibat 833 Kali Gempa di Halmahera Barat

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gempa tektonik

TRIBUNEWS.COM, HALMAHERA - Gempa bumi yang mengguncang Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara masih sering dirasakan.

Meski kekuatan gempa kurang dari 5 SR, karena pusat gempa di darat dan di laut yang dekat darat telah menyebabkan guncangan keras.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, BMKG mencatat terjadi 833 kali gempa sejak 16 November 2015 hingga 4 Desember 2015 dengan kekuatan yang bervariasi.

"Gempa tersebut telah menyebabkan 1.593 unit rumah rusak dimana 145 rumah rusak berat, 273 rusak sedang, dan 1.175 rusak ringan," kata Sutopo dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Sabtu (5/12/2015).

Selain itu juga merusak 2 sekolah, 8 unit sarana ibadah dan 3 kantor pemda. Kerusakan tersebut melanda 19 desa di Kecamatan Jailolo, dimana Desa Bobanehena yang berada di Teluk Jailolo adalah desa yang paling parah.

Sebanyak 10.165 jiwa mengungsi yang tersebar di 19 desa. Sebagian mengungsi di depan rumah dengan tenda atau bangunan sederhana karena rumahnya rusak dan takut kembali ke rumah.

Sutopo mengatakan kebutuhan mendesak saat ini adalah bantuan permakanan, tenda gulung, selimut, sarung, pelayanan kesehatan, alat komunikasi dan kebutuhan bayi dan ibu hamil.

Hingga kini Tim Reaksi Cepat BNPB masih berada di lokasi mendampingi BPBD dan telah memberikan bantuan.

"Saat ini masih dilakukan perhitungan kerugian dan kerusakan akibat gempa untuk penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi nantinya. BPBD telah berkoordinasi dengan TNI, Polri, Dinsos, Dinkes, SAR, SKPD, dan relawan dalam penanganan darurat," ujar Sutopo.

Belum dapat diperkirakan kapan gempa akan selesai. BMKG telah merilis bahwa gempa di Halmahera Barat adalah tipe swarm.

Gempa swarm adalah aktivitas tektonik yang memiliki karakteristik frekuensi kejadian cukup banyak, kekuatan relatif kecil dan aktivitas lama.

Gempa ini tidak akan diikuti gempa besar yang memicu tsunami, longsor dan gunung meletus.

"Jadi masyarakat diminta tenang. Tidak terpancing isu-isu bahwa akan terjadi gempa besar dan tsunami," imbau Sutopo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini