Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Zuhdi Febriyanto, wartawan online yang mengalami pemukulan oleh oknum polisi saat melakukan peliputan Kongres HMI di halaman gedung Gelanggang Remaja, Sabtu (5/12/2015) siang masih menjalani perawatan di rumah sakit Syafira Jalan Sudirman, Pekanbaru.
Dalam peristiwa tersebut, Zuhdi mengalami luka di bagian belakang kepala hingga mendapat dua jahitan.
Selain itu memar juga terdapat di beberapa bagian tubuhnya.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru, Fahrur Rozi mengutuk pemukulan tersebut.
Menurut Rozi seharusnya ada komunikasi yang terjalin antara pihak keamanan dengan wartawan yang melakukan peliputan.
"Mestinya jika memang ada hal yang tidak boleh dipublikasikan, polisi mengkomunikasikan pada wartawan. Jangan main keroyok begitu," terangnya.
Insiden pemukulan terhadap Zuhdi terjadi ditengah kegiatan kongres HMI di Gelanggang Remaja Jalan Sudirman Sabtu siang.
Dari keterangan Sekretaris PWI Riau, Satria Batubara peristiwa tersebut bermula saat beberapa personel polisi mengamankan dua orang peserta kongres.
Keduanya saat itu mendapat pemukulan karena dianggap melakukan provokasi.
Saat polisi tengah melakukan pemukulan itulah dua orang wartawan yang salah satunya Zuhdi berupaya mengabadikannya dengan menggunakan kamera handphone.
Melihat ada yang mengambil gambar polisi langsung mempertanyakannya dan menghalang-halanginya.
Merasa dihalangi, Zuhdi berupaya memperlihatkan ID card wartawan.
Namun usaha tersebut tidak digubris oleh polisi yang kemudian mengejar dan selanjutnya melakukan pemukulan.
"Ada puluhan polisi yang mengejar. Korban sudah berusaha menerangkan bahwa ia wartawan yang tengah melakukan peliputan. Namun oknum polisi terus melakukan pemukulan," terang Satria.
Menurut Satria, peristiwa tersebut akan dilaporkan ke Polda Riau.