Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sambungan pipa DSDP di Jalan Nusa Indah jebol, Sabtu (5/12/2015) mengakibatkan air mengenang hampir setinggi lutut orang dewasa.
Pantauan Tribun Bali, banyak pengguna motor nekat menerobos banjir.
Namun, tak sedikit juga memilih memutar balik untuk menghindari banjir tersebut.
Kejadian diketahui sekitar pukul 15.30 Wita.
Air yang menggenang baru usai turun sekitar pukul 16.30 Wita.
Beruntung, dalam kejadian jebolnya itu tidak ada yang terpleset atau kecelekaan.
Di tempat lain, di perempatan Jalan Plawa dan Jalan Ratna, pun demikian.
Sekitar pukul 16.00 Wita DSDP di perempatan jalan itu juga jebol.
Dua orang petugas kepolisian pun mesti melakukan penguraian lalu lintas.
Itu, lantaran kondisi 3 jalur macet. Banyak kendaraan menghindari jebolnya sambungan pipa itu.
Namun, kondisi di perempatan Jalan WR Supratman itu tak separah di Jalan Nusa Indah, Denpasar, Bali.
Kepala Seksi Teknis UPT PAL DSDP Bali, I Putu Sujana menyampaikan bahwa jebolnya dua main hole (saluran lubang DSDP) di perempatan Jalan Plawa dan Ratna, serta di Jalan Nusa Indah ialah dikarenakan limpahan air hujan.
Saluran DSDP yang dikelola oleh pihaknya, difungsikan bukan untuk menampung air hujan yang turun.
Seharusnya, air hujan itu mengalir di lubang drainase yang sudah dikelola oleh dinas terkait Pemkot Denpasar.
Dengan demikian, tidak dipungkiri, jika ada hujan deras, daya tampung saluran yang tidak tercukupi akan membuat main hole jebol dan air meluber ke jalan.
"Ini adalah perilaku masyarakat yang harus dibenahi. Karena pipa talang hujan dan juga rumah yang berada di bawah gang biasanya mengaliri air hujannya ke saluran DSDP. Padahal kan, sudah ada drainase," ucapnya, kepada Tribun Bali, Sabtu (5/12/2015).
Menurut dia, dalam pengaturan pengaliran air hujan dan limbah memang harus dibedakan.
Seperti halnya, jika diambil contoh dengan saluran di Jalan Plawa ke Utara yang sambungannya hingga ke Jalan Gatot Subroto.
Sepanjang jalan itu, akan ditemui talang air yang berada di atas kemudian menjatuhkan air hujan ke tanah. Saat meresap ke dalam, seharusnya air hujan mengalir ke drainase Pemkot.
Namun, karena private boks yang dimiliki tiap rumah dibuka, maka mengalir ke saluran pipa DSDP. Tak ayal, main hole milik DSDP pun jebol.
"Kalau untuk cuci, mandi dan dapur memang mengalir ke sistem kami (DSDP). Tapi kalau air hujan tidak bisa. Ditambha lagi, kondisi rumah lebih rendah dari gang, itu tidak ada saluran pembuangan air talang. Sehingga dibuka private boksnya dibuang ke saluran kami," urainya.