Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM, PATI - Berapa tahun terakhir, petani di Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Pati diresahkan dengan serangan hama tikus di areal persawahan milik mereka. Akibatnya, mereka kerap gagal panen.
Petani pun memutar otak agar lahan pertanian mereka aman dari hama tikus. Beberapa di antaranya menggunakan perangkap setrum.
Namun penggunaan setrum listrik untuk tikus tercatat telah banyak memakan korban petani tersengat arus listrik.
"Lantaran setrum dinilai tidak hanya merugikan warga di sekitar persawahan saja melainkan juga di daerah lain," kata Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Nining Sudaryati.
Karena itu, pihaknya mengembangkan burung hantu jenis tyto alba atau Serak Jawa sebagai predator alami tikus.
Saat ini penangkaran buruh hantu jenis tyto alba dikembangkan di Desa Babalan, Gabus, Pati dengan kandang berukuran 8 meter, lebar 6 meter dan tinggi 6 meter.
Sementara, di sekitar kandang karantina itu ada beberapa rumah burung hantu yang berfungsi untuk berlindung burung hantu dari hujan maupun terik panas matahari.
Menurut petani desa setempat, Achmad, burung hantu jenis ini merupakan predator alami hama tikus yang sangat kuat dan aktif mencari mangsa pada malam hari.
"Seekor burung memiliki kemampuan memangsa tikus 5-10 ekor setiap malam. Sedangkan dalam setahun diperkirakan mampu memangsa hingga 1.500 ekor tikus," terangnya. (*)