News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemprov Jateng Bakal Manfaatkan Energi Panas Bumi di Telomoyo dan Gunung Lawu

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Geothermal: Seorang warga melintasi energi panas bumi di komplek Gedung Songo, Bandungan, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng, Minggu (21/9/2014). Kawasan wisata Gedung Songo menyimpan energi panas bumi (geothermal) yang ramah lingkungan. Energi tersebut dapat menghasilkan listrik yang dapat di manfaatkan ke seluruh wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

Laporan Reporter Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengembangkan energi terbarukan di Telomoyo dan Gunung Lawu.

Karena pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang dipastikan bakal molor dari jadwal, diharapkan krisis listrik di Jateng dapat diantisipasi.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng, Teguh Dwi Paryono mengatakan, meski kewenangan pengembangan panas bumi ada di pemerintah pusat, eksplorasi energi panas bumi yang ada di Telomoyo dan Gunung Lawu bakal dikembangkan sebagai energi terbarukan oleh pemerintah daerah.

“Jika telah diekspolrasi, kapasitasnya lumayan besar. Di Telomoyo berkapasitas 2×25 megawatt dan di Gunung Lawu kapasitasnya lebih besar sekitar 125 mega watt,” katanya, Jumat (18/12/2015).

Ia mengungkapkan saat ini pengembangan eksplorasi energi panas bumi di dua lokasi itu masih dalam tahap lelang.

Diharapkan, pemenang lelang benar-benar memiliki kekuatan finansial. Karena eksplorasi panas bumi mirip dengan industri migas yang butuh modal besar.

“Belum tentu satu titik sumur hasilnya sesuai perencanaan. Kami berharap, siapapun yang menang lelang memiliki komitmen,” harapnya.

Selain energi panas bumi, juga akan dikembangkan pemanfaatan energi solar dan gas. Ia berharap, energi gas yang di ekplorasi di pulau luar Jawa dapat didistribusikan sampai Jawa Tengah.

Sedangkan untuk PLTU Batang, lanjutnya, meski pembebasan lahan sudah selesai tapi operasionalnya diperkirakan masih sekitar tahun 2020.

Hal itu disebabkan pembangunannya itu diperkirakan masih sampai 2019 mendatang.

Padahal sesuai prediksi, kebutuhan listrik di Jateng akan melonjak pada tahun 2017, di sisi lain pada tahun yang sama belum ada jaminan pasokan listrik tambahan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sri Puryono menambahkan, yang terpenting saat ini adalah sesegera mungkin memulai pembangunan PLTU Batang yang berkapasitas 2 x 100 megawatt.

Terlebih 12,5 hektare sisa lahan yang berada di area power block sudah dibebaskan dan telah diserahterimakan.

"Kami sudah minta pada PLN agar segera membangun. Mestinya ditargetkan selesai 2017,” katanya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini