Laporan Wartawan Tribun Medan / Dedy Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Gidion Ginting yang kesehariannya berjualan di pasar, ditemukan tewas bersimbah darah.
Ia diduga dianiaya oknum penjaga dan beberapa pria di salah satu pos pengelola jaga malam, Jumat (18/12/2015) malam.
Gidion sempat dilarikan ke rumah sakit Murni Teguh yang berada di Jalan Jawa untuk mendapat pertolongan. Namun, sangat disayangkan Gidion tak terselamatkan karena mengalami pendarahan serius di bagian kepala.
Mak Teta (48) seorang saksi mata mengatakan, korban dianiaya hingga tewas.
Hal itu lantaran Gidion dipaksa oknum pengelola penjaga malam untuk menanda tangani surat.
"Korban dianiaya karena tidak mau meneken sebuah surat, saat itu korban langsung dianiaya oknum penjaga malam dan sejumlah pria berbadan tegap hingga tewas," katanya.
Mak Teta juga menyebutkan, Gidion sempat adu mulut dengan para penjaga malam.
Namun Setelah itu, korban kembali ke kiosnya di lantai I.
Selang beberapa waktu, sejumlah oknum penjaga malam dan beberapa pria berpangkas cepak dan berbadan tegap mendatangi korban ke kiosnya.
"Tanpa banyak tanya, korban ditarik dan diseret ke salah satu pos jaga malam. Di ruangan itu korban langsung dianiaya para pelaku," sebut pedagang yang seharinya berjualan perhiasan tersebut.
Gidion tetap bersikeras menolak menanda tangani meski dipaksa seorang oknum untuk menandatangani surat.
Sehingga Gidion kembali dianiaya hingga babak belur.
Menanggapi kasus penganiayaan yang menyebabkan tewasnya pedagang pusat pasar tersebut, Kapolsek Medan Kota, Kompol Ronald Sipayung menuturkan, masih melakukan penyelidikan.
"Korban sudah di evakuasi ke Rumah Sakit Murni Teguh. Saat ini sedang kita lakukan otopsi terkait kematian korban," pungkasnya.