TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, membeberkan hasil autopsi yang telah dilakukan sejak semalam.
Wayan Purnama Yasa alias Dogler (32) mengalami luka tusuk dua kali, yakni di daerah punggung dan perut.
Wajahnya penuh luka lecet dan memar.
Punggung tangan kirinya juga mengalami luka akibat tangkisan.
“Penyebab kematiannya karena luka tusuk yang mengenai jantung dan mengakibatkan pendarahan hebat,” jelasnya, Sabtu (19/12/2015).
Jenazah kedua, Ketut Budiarta (36), yang menjadi korban bentrokan di Jalan Teuku Umar, Denpasar, Bali, mengalami luka tusuk pada dada kanan dua buah, punggung kanan dua buah dan satu buah lagi di punggung kiri.
“Terdapat juga luka tangkis di lengan bawah sebelah kanan, telapak kanan dan lengan atas sebelah kiri,” terangnya.
Budiarta juga memiliki luka lecet di kedua lutut.
Penyebab kematiannya karena luka yang menembus paru sehingga menyebabkan pendarahan.
Sedangkan Putu Sumariana alias Robot mengalami luka tusuk di bagian dada kiri sebanyak dua buah, satu buah di bagian perut kiri, serta luka lecet di kepala, tangan, lutut dan bibir.
Penyebab kematiannya karena terdapat luka yang menembus paru sehingga mengakibatkan pendarahan.
Selain itu, hasil autopsi jenazah Made Mertayasa, terdapat luka di bagian perut hingga usus terburai, luka sabetan pada kedua lengan, luka-luka di punggung kena ujung senjata dan satu luka tusuk di bagian punggung
Luka di perut yang mengenai pembuluh nadi usus kanan.merupakan penyebab kematiannya,” jelasnya.
Lanjutnya, sejauh ini hanya tiga jenazah yang sudah dipulangkan oleh pihak keluarga.
Sementara jenazah Putu Sumariana alias Robot masih berada di ruang jenazah.
“Hanya satu jenazah saja yang belum dipulangkan,” ucapnya. (tribun bali/jsp)